Kamis, 09 Juni 2011

Berkhotbah (Bagian IV)

Oleh : Pdt. D. Sampeliling, STh. 
Gembala Sidang GPSDI Efata - Ambon)  

MERAMPUNGKAN KHOTBAH  

Sebuah khotbah dapat diibaratkan sebagai tubuh. Tubuh itu mempunyai nafas, daging, dan tulang, nama, kepala, badan dan kaki. Demikianpun khotbah nafasnya ialah Roh Kudus; daging dan tulangnya ialah Firman Tuhan, namanya ialah temanya, badannya ialah isinya, dan kakinya ialah penutupnya yang menendang bola kebenaran ke dalam gawang hati manusia. Khotbah juga dapat diibaratkan sebagai makanan, dan memang khotbah adalah makanan rohani.
Makanan itu dibuat dari berbagai bahan yang bermutu, diolah dan dicampur lengkap dengan bumbunya, kemudian dimasak. Sesudah masak kokinya mencicipinya untuk mengetahui rasanya yang sedap, dan apa aaaa lagi iiiii?. Siap untuk dihidangkan kepada orang-orang yang lapar dan haus. Dan itulah yang harus kita kerjakan sekarang juga dalam bagian ini.

1. Menyusun kerangka lengkap khotbah.
Kita telah mengerjakan bagian-bagian khotbah itu. Sekarang kita harus menyusun bagian-bagian itu menjadi susunan lengkap kerangka khotbah.
Susunannya sebagai berikut :
Bacaan khotbah : Yohanes 2 : 1 – 11
Tema khotbah : Solusi Persoalan Hidup.
Pendahuluan : …………..
Isi Khotbah :  
1. Menghadirkan Yesus
2. Memohon Pertolongan Yesus
3. Mendengarkan Nasihat
4. Melakukan Perintah Tuhan.
Penutup : …………………
Sekarang kita harus menyusunnya lebih rapi lagi supaya lebih cantik. Susunan itu akan seperti berikut ini.
"SOLUSI PERSOALAN HIDUP"
I. Menghadirkan Yesus
Yohanes 2 : 2
II. Memohon Pertolongan Tuhan
Yohanes 2 : 3
III. Mendengarkan Nasihat
Yohanes 2 : 5
IV. Melakukan Perintah Tuhan
Yohanes 2 : 7 – 10
Kini susunannya lebih manis dan mudah diingat bukan ?.
Pendahuluan dan penutup tidak dicantumkan dalam susunan ini karena untuk sementara Pendahuluan dan Penutup cukup dikuasai dan disimpan dalam hati saja. Para pengkhotbah kharismatik biasanya merasa cukup dengan hanya memiliki catatan khotbah seperti di atas ketika menyampaikan khotbahnya.
Tetapi itu bukan berarti bahwa pengkhotbah kharismatik pekerjaannya cukup sampai di situ. Kalau ia mau menyampaikan khotbah yang cantik, berbobot dan diurapi, ia harus melanjutkan dengan dua pekerjaan lagi untuk merampungkan khotbahnya. Namun sebelum kita meninggalkan bagian ini, perlu diperhatikan bahwa susunan urutan pokok-pokok khotbah itu harus disusun dengan urutan pola pertumbuhan.
Susunan kerangka yang kita buat di atas sudah diurut dengan pola pertumbuhan dalam dua hal, yaitu disusun menurut urutan kejadiannya dan urutan bobotnya. Sesuai urutan kejadiannya karena mengundang lebih dulu, sesudah itu memohon, kemudian menasihati dan terakhir Yesus memerintahkan.
Sesuai urutan bobotnya karena bobot yang paling rendah dari keempat pokok di atas ialah mengudang, kemudian di atas mengundang memohon, di atas memohon menasehati, dan yang paling di atas ialah memerintahkan.
Contoh Susunan Urutan
Misalnya : A menerima uang dari B.
I. Tahun 2000 sebesar Rp. 400.000.000,-
II. Tahun 2001 sebesar Rp. 200.000.000,-
III. Tahun 2002 sebesar Rp. 300.000.000,-
IV. Tahun 2003 sebesar Rp. 100.000.000,-
Susunan di atas disusun sesuai dengan urutan kejadian. Tetapi di dalam menyusun pokok-pokok khotbah harus disusun menurut tingkat bobotnya mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Mari kita susun urutan uang yang diterima A dari B sesuai tingkatan bobotnya.
I. Tahun 2003, Rp. 100.000.000,-
II. Tahun 2001, Rp. 200.000.000,-
III. Tahun 2002, Rp. 300.000.000,-
IV. Tahun 2000, Rp. 400.000.000,-
Inilah urutan yang disusun sesuai dengan tingkat bobotnya. Demikianlah kita harus menyusun urutan pokok-pokok khotbah.

2. Menyusun Uraian Lengkap Khotbah
Baik pengkhotbah yang cukup membawa catatan susunan kerangka pokok-pokok ketika berkhotbah, maupun yang berkhotbah dengan khotbah tertulis, keduanya harus menyusun uraian lengkap khotbahnya. Hanya perbedaannya ialah bahwa yang pertama ia menyusun uraian lengkap khotbahnya cukup dengan menuliskannya di atas lembaran hatinya dan menyimpannya di alam bawa sadar, sedangkan yang ke dua harus menuliskannya di atas lembaran kertas.
Hal ini penting, karena jika tidak demikian, maka pengkhotbah tidak dapat menyampaikan khotbah yang teratur dan terarah serta penempatan cerita dan kata-kata yang memadai. Dalam uraian lengkap khotbah, semua yang perlu diuraikan, ungkapan yang perlu ditekankan, kesaksian, dan ilustrasi yang perlu dipakai, harus sudah disusun sedemikian rupa sehingga ketika dikhotbahkannya itu mengalir keluar dengan lancar bagaikan air kehidupan yang menyejukkan, membersihkan dan menghidupkan para pendengarnya.
Sekarang mari kita menyusun uraian lengkap khotbah kita dengan tema yang kita sudah pilih di atas.

SOLUSI PERSOALAN HIDUP.
Yohanes 2 : 1 - 11

Saudara yang dikasihi Tuhan
Setelah membaca pasal pembacaan di atas, maka khotbah ini saya beri tema “Solusi Persoalan Hidup”.
Solusi Persoalan Hidup artinya cara penyelesaian suatu persoalan hidup yang sedang dihadapi. Kita dapat membayangkan dua keluarga yang dengan sekuat tenaga dan segala upaya telah mempersiapkan segala sesuatu semaksimal mungkin untuk memeriahkan pesta pernikahan putera-puteri mereka. Kedua mempelai telah duduk di kursi pengantin dan keempat orang tua duduk disamping kedua mempelai. Lalu tiba-tiba berdirilah seseorang yang berpakaian rapi, dengan suara yang lantang dengan untaian kata-kata yang indah ia mengatakan pesta dimulai. Para undangan dipersilahkan datang ke meja makan untuk mengambil makanan dan air anggur yang telah disediakan. Semua orang bersukacita, terutama kedua mempelai dan orang tua mereka.
Karena begitu banyaknya undangan, maka pada pertengahan pesta terjadilah masalah air anggur sudah habis. Uangpun sudah habis dibelanja sehingga tak mungkin dapat membeli anggur tambahan.
Saudaraku yang kekasih ! semua kita yang hidup di dunia ini tidak ada yang hidup tanpa masalah. Masalah adalah sesuatu yang tidak kita sukai, tetapi juga tidak dapat kita tolak. Yang dapat kita lakukan ialah mencari cara penyelesaiannya.
Syukurlah ! karena pada pasal pembacaan di atas kita menemukan empat pokok kebenaran sebagai solusi bagi setiap persoalan hidup kita. (Selengkapnya klik di sini : http://eddiedandel.blogspot.com/2011/05/solusi-persoalan-hidup.html
Perhatikanlah uraian lengkap khotbah kita di atas. Temanya menawan karena setiap orang pasti punya persoalan hidup dan ingin menemukan solusinya. Pendahuluannya juga menarik karena mengangkat suatu persoalan hidup dan memberitahukan bahwa pokok-pokok yang akan disampaikan dalam khotbah ini adalah pokok-pokok kebenaran yang menjadi solusi persoalan hidup.
Dengan demikian perhatian jemaat digiring untuk mendengar khotbah karena mereka ingin mengetahui pokok-pokok itu. Janganlah menyebutkan tema pokok-pokok itu sekaligus, tetapi sebutkanlah setiap tema pokok itu ketika saudara akan mulai menguraikan pokok tersebut. Biarkanlah jemaat penasaran untuk ingin mengetahui pokok berikutnya.
Dalam keempat pokok isi khotbah di atas kita mempunyai empat tujuan, yaitu :
1. Supaya jemaat menghadirkan Yesus dalam kehidupan mereka melalui kegiatan ibadah dan pelayanan.
2. Supaya jemaat tekun dalam doa dengan iman.
3. Supaya jemaat mendengarkan nasihat orang bijak terutama nasihat gembalanya.
4. Supaya jemaat menerapkan atau melakukan setiap perintah Firman Tuhan.
Dalam penutup khotbah kita harus membuat kesimpulan atau ringkasan khotbah kemudian kita mendorong jemaat untuk melakukan Firman Tuhan. Dengan demikian kita menggiring jemaat kepada tujuan utama khotbah itu.

3. Memasak dan Menikmati Khotbah.
Khotbah adalah makanan rohani yang dihidangkan kepada jemaat. Walaupun sudah disusun dalam uraian lengkap tetapi harus dimasak terlebih dahulu dan dirasakan oleh yang memasaknya sebelum dihidangkan kepada jemaat.
Cara memasak khotbah ialah menyerahkan bahan khotbah itu kepada Tuhan dalam doa, merenungkannya dan mengkhotbahkannya berulang-ulang di dalam hati. Ketika kita merenungkan dan mengkhotbahkan khotbah itu berulang-ulang di dalam hati, maka hal-hal berikut akan terjadi :
1. Kita akan lebih menguasai khotbah itu.
2. Wawasan kita mengenai materi itu akan bertambah luas dan dalam.
3. Kita akan mengetahui hal-hal yang masih kurang dalam khotbah itu sehingga kita memperbaikinya sebelum disampaikan kepada jemaat.
4. Kita akan menikmati berkatNya dan iman kita ditumbuhkan sebelum orang lain menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar