Selasa, 07 Juni 2011

Berkhotbah (Bagian II)

Oleh : Pdt. D. Sampeliling, STh.
(Gembala Sidang GPSDI Effata – Ambon)

MEMPERSIAPKAN BAHAN KHOTBAH

1. Berdoa dan menyembah
Karena berkhotbah adalah menyampaikan pikiran Tuhan, maka pengkhotbah adalah penyambung lidah Tuhan. Seorang penyambung lidah Tuhan adalah orang yang dekat dengan Tuhan. Tak mungkin seseorang yang jauh dari Tuhan dapat dipilih menjadi penyambung lidah Tuhan. Salah satu cara yang terbaik untuk menjadi dekat dengan Tuhan adalah melalui doa dan penyembahan. Yohanes 4 : 23; Lukas 18 : 7 – 8; Yeremia 33 b: 3.

2. Mendengarkan Firman Tuhan
Tak mungkin seseorang dapat berkhotbah kalau ia tidak mendengar Firman Tuhan, karena berkhotbah berarti menyampaikan pikiran Tuhan dalam kata-kata. Tuhan menegur orang yang tidak mendengar Firman Tuhan tetapi menganggap diri bernubuat atau berkhotbah, kataNya : “Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka giat, Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat.” (Yeremia 23 : 21). Tetapi bagi orang yang hidup dalam doa dan penyembahan, yang memelihara hidup kudus serta memiliki rasa lapar dan haus akan Firman Tuhan, pasti ia dapat mendengar Firman Tuhan. (Matius 5 : 6; Yeremia 23 : 18).
Ada berbagai-bagai cara yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya kepada penyambung lidah-Nya. Kadang berbicara langsung seperti kepada Musa, ada juga melalui mimpi, melalui membaca Alkitab, melalui keadaan tertentu, melalui melihat sesuatu, melalui ide yang kudus, mendengar dan lain sebagainya.
Ketika Tuhan berfirman kepada penyambung lidah-Nya dengan cara apapun dan melalui apapun, pasti ada kesan yang kuat, yang dirasakan oleh orang yang kepadanya Tuhan berfirman. Misalnya Tuhan berfirman kepada seseorang melalui pembacaan Alkitab, sementara ia membaca Alkitab,mungkin ada satu kata , atau satu kalimat sangat berkesan. Atau mungkin melihat sesuatu peristiwa, atau suatu keadaan, atau suatu benda lalu hal itu menimbulkan kesan yang kuat dalam hati seolah-olah Tuhan sedang berbicara menyampaikan pikiran-Nya melalui hal itu. Misalnya Tuhan berbicara kepada kita melalui pembacaan Yohanes 2 : 1 – 11.

3. Memahami Maksud Tuhan
Setelah kita mendengarkan Firman Tuhan, kita harus memahami maksud Tuhan dalam Firman-Nya itu. Dengan demikian kita dapat memiliki tujuan dalam khotbah nanti sesuai dengan tujuan Tuhan.
Pada saat kita sudah memahami maksud Tuhan melalui Firman yang kita dengar, maka saat itu kita memiliki gagasan tentang sebuah khotbah. Misalnya kita mendengar Firman Tuhan melalui pembacaan Yohanes 2 : 1 – 11 tentang perkawinan di Kana.
Kita berdoa agar Tuhan memberitahukan maksud-Nya dalam pembacaan ini. Kemudian timbul dalam pikian kita bahwa Tuhan sanggup mengatasi masalah kita seperti Ia sanggup mengatasi masalah kekurangan air anggur di Kana dengan mengubah air tawar menjadi air anggur.
Sekarang kita sudah memahami maksud Firman itu, yaitu : “Tuhan sanggup mengatasi masalah kita”. Ini sekaligus menjadi gagasan atau bayangan sebuah khotbah.

4. Mempelajari Bahan Bacaan.
Untuk memperkaya pemahaman dan bahan khotbah, kita harus mempelajari bahan bacaan yang berhubungan dengan Firman yang kita dengar dengan sungguh-sungguh. Misalnya kita mempelajari bahan bacaan Yohanes 2 : 1 – 11 di atas.
Setelah mempelajari bahan bacaan tersebut diatas, kita memiliki sejumlah pokok kebenaran yang akan menjadi isi khotbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar