Rabu, 08 Juni 2011

Berkhotbah (Bagian III)



Oleh : Pdt. D. Sampeliling, STh.
(Gembala Sidang GPSDI Efata - Ambon).

MENGERJAKAN BAGIAN-BAGIAN KHOTBAH

Setelah kita mempersiapkan bahan khotbah, maka kini tiba saatnya untuk mengerjakan bagian-bagian khotbah.

1. Menetapkan Tujuan Khotbah
 
Seorang pengkhotbah harus mengetahui tujuan yang jelas dalam khotbahnya, sebab jika tidak ia akan seperti seorang yang berlari tanpa mengetahui tujuan ke mana ia pergi sehingga ia tidak akan tahu ketika ia sampai di sana. Khotbah yang tidak diketahui tujuannya dengan jelas akan menyulitkan pengkhotbah ketika mengkhotbahkannya dan akan membingungkan jemaat. Penghotbah akan kehilangan arah dan kepercayaan diri, sedangkan jemaat tidak akan menangkap apa-apa dari khotbah itu. Sekarang mari kita mencari tujuan apa yang ada dalam teks pembacaan Yohanes 2 : 1 – 11. Dalam konteksnya pembacaan itu memberitahukan bahwa Yesus Kristus berkuasa mengubah air tawar menjadi air anggur. Lalu apa tujuan Yohanes memberitahukan hal itu. Tujuannya ialah supaya setiap orang yang mengetahuinya percaya kepada Yesus Kristus. Tetapi sekarang kita akan khotbahkan kepada orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Kita harus mencari tujuan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan jemaat. Kita telah memahami maksud Tuhan dalam pembacaan di atas, yaitu : “Tuhan Sanggup Mengatasi Masalah Kita”. Kini mulai terbayang tujuan khotbah kita yaitu kita ingin memberitahukan kepada jemaat bahwa Tuhan Sanggup Mengatasi Masalah Kita. Apa tujuan kita memberitahukan hal itu ? Tujuan kita ialah supaya mereka jangan putus asa dalam menghadapi masalah mereka melainkan tetap percaya dan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus. Sekarang tujuan khotbah secara umum sudah jelas, tetapi harus dirumuskan dalam kalimat pendek untuk menjadi sebuah tema.

2. Menetapkan Tema Khotbah
 
Tema adalah nama dari khotbah itu. Fungsi dari tema ialah memudahkan kita untuk menyusun dan menyampaikan khotbah dengan terarah. Tema merupakan papan penunjuk arah ke mana kita akan bergerak di dalam khotbah itu. Selain itu, tema juga menjadi daya tarik bagi pendengar sama seperti sebuah nama yang bagus menjadi daya tarik bagi orang yang mendengarnya sehingga ingin melihat si pemakai nama itu. Sama seperti seorang bapak memberi nama yang cocok dan bagus bagi anaknya yang baru lahir, demikian pula seorang pengkhotbah harus memberi tema yang cocok dan bagus bagi khotbahnya. Misalnya kita memberi tema bagi khotbah yang terambil dari bahan bacaan Yohanes 2 : 1 – 11. Kita mencoba beberapa tema berikut ini, sesudah itu kita pilih salah satu dari antara tema-tema itu. · Perkawinan di Kana · Tuhan sanggup mengatasi masalah kita · Air menjadi anggur · Solusi persoalan hidup. Sekarang kita seleksi dari keempat tema di atas. · Perkawinan di Kana Jika memakai tema ini tidak menarik karena semua orang Kristen sudah sering membaca atau mendengar tema ini. · Tuhan Sanggup Mengatasi Masalah Kita Tema ini bagus karena ini merupakan maksud atau rangkuman dari isi materi bacaan kita di atas. · Air Menjadi Anggur. Tema ini bagus karena disamping temanya pendek, juga susunan kata-katanya manis. Tetapi tema ini tidak dapat dipakai karena tidak dapat mencakup keseluruhan isi bacaan.
· Solusi Persoalan Hidup.
Tema ini bagus karena temanya pendek, susunan kata-katanya manis, mencakup seluruh isi bahan bacaan dan tidak pernah dipakai dalam Alkitab.
Setelah kita mempertimbangkan keempat tema di atas, maka ada dua yang kita tidak dapat pakai, yaitu : “Perkawinan di Kana” dan “Air Menjadi Anggur”.
Sekarang sisa dua tema, yaitu : “Tuhan Sanggup Mengatasi Masalah Kita” dan “Solusi Persoalan Hidup”.
Kedua tema ini bagus, hanya saja yang satunya lebih panjang dam yang satunya lagi lebih pendek. Tetapi perlu diingat bahwa nama atau tema yang panjang itu susah diingat atau dihafal sedangkan yang pendek lebih mudah diingat atau dihafal. Dengan demikian kita memilih : “Solusi Persoalan Hidup”.
Sekarang kita telah menemukan tema yang manis dan berbobot, yaitu : “Solusi Persoalan Hidup.”

3. Membuat Kerangka Khotbah

Yang dimaksud dengan kerangka ialah pokok-pokok kebenaran yang ada dalam bacaan Alkitab itu yang akan diangkat menjadi pokok-pokok bahasan dalam isi khotbah.
Mari kita menggali pokok-pokok kebenaran yang terdapat dalam teks bacaan kita, Yohanes 2 : 1 – 11.
a. Yesus diundang oleh Pemilik pesta
b. Terjadi kekurangan air anggur.
c. Maria memberi tahu Yesus masalah kekurangan air anggur itu dengan maksud meminta agar Yesus menolong mereka.
d. Maria memberi nasihat kepada para pelayan
e. Yesus memerintahkan para pelayan mengisi tempayan dengan air dan mereka melakukannya.
f. Yesus memerintahkan para pelayan mencedok air itu dan membawanya kepada pemimpin pesta, dan mereka melakukannya maka air tawar itu menjadi air anggur.
Kita mendapatkan enam pokok kebenaran. Mari kita menyeleksi keenam pokok di atas, mana yang kita akan jadikan kerangka khotbah. Nampaknya point b harus dikeluarkan dari kerangka isi khotbah karena yang akan menjadi isi khotbah ialah bagaimana menemukan solusi persoalan hidup sesuai dengan tujuan dan tema khotbah. Point e dan f dapat dijadikan satu karena keduanya sama yaitu Yesus memerintahkan para pelayan. Sekarang tinggal menjadi empat pokok. Keempat pokok ini harus disusun dalam kalimat-kalimat pendek yang manis.
· Yesus diundang oleh pemilik pesta
· Maria meminta agar Yesus menolong mereka
· Maria memberi nasehat kepada para pelayan
· Yesus memerintahkan para pelayan.
Keempat susunan di atas belum menarik sehigga harus dicarikan susunan kata-kata yang lebih manis untuk membuat kalimat pendek yang lebih manis.
Kita coba dengan susunan berikut ini.
· Menghadirkan Yesus
· Memohon pertolongan Yesus
· Mendengarkan nasihat
· Melakukan perintah Tuhan.
Menghadirkan Yesus artinya karena pemilik pesta mengundang Yesus sehingga Ia hadir di pesta itu.
Memohon pertolongan Yesus, artinya pemilik pesta dalam hal ini diwakili oleh Maria meminta pertolongan Yesus.
Mendengarkan nasihat, artinya pemilik pesta yang diwakili oleh para pelayan mendengarkan nasihat Maria sebagai seorang hamba Tuhan.
Melakukan perintah Tuhan, artinya pemilik pesta yang diwakili oleh para pelayan melakukan perintah Tuhan Yesus sehingga terjadilah mujizat, yaitu air tawar menjadi air anggur, maka persoalan hidup pemilik pesta dapat terselesaikan.
Dengan demikian keempat susunan di atas sudah cukup manis dan sangat berbobot sehingga sekarang kita sudah mempunyai susunan kerangka isi khotbah yang baik.

4. Membuat Pendahuluan Khotbah

Biasanya pendahuluan khotbah mudah dibuat setelah mengetahui isi khotbah karena pendahuluan khotbah harus sesuai dengan isi khotbah itu. Melalui Pendahuluan, pengkhotbah memperkenalkan tema dan tujuan khotbahnya tanpa harus menyebutkan secara langsung nama pokok-pokok isi khotbahnya. Pokok-pokok khotbah itu baru disebutkan ketika kita akan mulai menguraikan bagian itu.
Tujuannya ialah supaya jemaat tetap memiliki rasa ingin tahu pokok yang belum diuraikan. John Killinger, seorang Professor bidang khotbah memberitahukan cirri-ciri suatu pendahuluan khotbah yang baik.
· Pendahuluan yang paling baik biasanya singkat.
· Pendahuluan yang baik umumnya menawan
· Pendahuluan yang baik sering tak mudah dilupakan.
· Pendahuluan yang baik bersifat perantara.

5. Membuat Penutup Khotbah 

Penutup khotbah adalah bagian akhir dari khotbah yang didalamnya terdapat ringkasan atau kesimpulan khotbah, manfaat dari kebenaran itu dan dorongan bagi jemaat untuk menanggapinya dengan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan.
Sama halnya dengan pendahuluan yang baik, demikianpun dengan penutup yang baik mempunyai ciri-ciri yang sama dengan pendahuluan kecuali cirri bagian akhir tentunya berbeda.
· Penutup yang baik biasanya singkat dan jelas.
· Penutup yang baik umumnya menawan.
· Penutup yang baik sering tak mudah dilupakan.
*Penutup yang baik pasti memuat tugas pendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar