Jumat, 27 September 2013

Peraturan Dalam Permainan Catur

Sebelum kita memulai untuk bermain catur, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui beberapa peraturan yang ditetapkan oleh FIDE, dan peraturan ini sebenarnya berlaku secara Internasional berikut ini beberapa peraturan yang ditetapkan Oleh FIDE :

1.Bermain catur harus Sportif Dengan Tidak menggangu    Konsentrasi Lawan yang Berpikir, Berjiwa Atlet Dengan Selalu Berpedoman Pada Semboyan Catur Gen’s Una Sumus yang artinya kita Satu Keluarga

2.Melangkah Bergantian, Pemain Buah Putih duluan baru Pemain yang Pegan Buah Hitam

3.Buah yang Sudah di pegang Harus Di jalankan, Terkecuali Buah tersebut tidak mungkin Untuk di jalankan

4.Langkah yang Dinytakan Sudah Selesai apabila tangan Telah melepaskan Buah yang di pegang

5.Buah yang di pegang , menyentuh Buah lawan , harus diadakan Pemukulan ,Terkecuali Buah  tersebut tidak mungkin Untuk dipukul.

6.Rokade ada 2 cara yaitu : Rokade panjang dan Rokade Pendek. Raja harus di pegang duluan, Dengan ketentuan raja tidak di ancam oleh Buah Lawan dan belum pernah bergerak.

7.Raja dalam Keaadaan Terancam\ Open, lawan Salah melangkah, Langkah Tersebut bisa diulang (langkah lain )

8.Pion yang terdorong dua langkah, Sejajar dengan Buah Lawan, Terserah Pemain yang Bersangkutan di Pukul atau Tidak.

9.Pion Promosi, atau petak akhir harus diganti, terserah pemain yang bersangkutan. (Kalau saya sih Menteri saja .... bila perlu ada 11 menteri ...... heeeeeee ..... !!!).

10.Skak atau Ster, Boleh bilang boleh Tidak..( Bagusnya Sih jangan Bilang Kalau lawannya tidak tau kan Mentrinya Bisa Di Embat hehe )

11.Buah yang Dinyatakan Mat : Jika lawan Menyerah, Raja lawan Mat, Waktu Pikir sudah Habis ( Jarum Jam Jatuh )

12.Buah yang Dinyatakan Remis ( Draw ) : Persetujuan kedua Belah Pihak, Skak abadi 3 kali berturut – turut, bangunan Sama 3 kali berturut – turut, tidak Saling Memukul Selama 40 langkah.
mungkin peraturan nya dulu yang perlu di ketahui sebelum kita memulai bermain catur.

sekian.

Senin, 23 September 2013

DOA KRISTEN PADA SAAT UPACARA BENDERA


Mari berdoa :
D O A

Allah Yang Maha Kuasa Pencipta Langit dan Bumi. Kepada-Mu kami menaikan puji dan syukur, oleh karena pimpinan, penyertaan dan perlindungan-Mu semata, sehingga kami boleh berkumpul di tempat ini dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi Sulawesi Utara yang ke-49 dan Hari Ulang Tahun Palang Merah Indonesia yang ke-68.

Demi kasih-Mu yang besar bagi kami ya Allah kami memohon kepada-Mu : Rahmatilah Bangsa dan Negara kami Republik Indonesia. Biarlah kemuliaan-Mu terpancar bagi bangsa ini. Berkatilah juga Provinsi Sulawesi Utara, Wajah-Mu kiranya selalu tertuju bagi negeri ini, teristimewa dalam memasuki Hari Ulang Tahun yang ke-49.  Sinarilah negeri ini dengan hasil bumi dan laut yang berlimpah-limpah, berkatilah buah dan hasil tangan pemimpin serta anak-anak negeri ini dengan karya-karya yang indah dan berkualitas.

Organisasi Palang Merah Indonesia berada dalam dekapan-Mu, ketika memasuki Hari Ulang Tahun yang ke-68, teguhkan dan mantapkanlah setiap derap juang mereka dalam mengemban amanat yang mulia, mengabdi kepada masyarakat demi menciptakan masyarakat yang sehat jasmani.

Tangan-Mu yang perkasa selalu menggenggam erat Kota Bitung; menyertai Bapak Walikota, Bapak Wakil Walikota, Bapak Sekretaris Kota dalam mengemban tugas yang dipercayakan. Berkenanlah Engkau memberikan kemampuan dan kesehatan sehingga mereka dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik, memimpin kami masyarakat Kota Bitung untuk dapat bersama-sama membangun daerah yang tercinta ini, sesuai profesi kami masing-masing baik sebagai anggota KORPRI, TNI, POLRI dan masyarakat pada umumnya sehingga kami dapat mewujudkan masyarakat Kota Bitung yang sejahtera dan bermartabat.

Ini doa kami ya Tuhan, lebih dari segala perkara ampunilah kami dari segala dosa kami, nyatakan kuasa dan mujizat-Mu, sebab kami percaya tidak ada yang mustahil bagi Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Haleluyah ..... Amin.

Sabtu, 15 Juni 2013

MEMI, Sebuah Mitos yang Bisa Berulang ?

MITOS tentang MEMI kembali mencuat di Kampung Talawid. Penyebabnya Oma Mbau Ba, penduduk setempat dikabarkan sempat menghilang di Hutan Belliang dan baru diketemukan kurang lebih dua jam yang lalu (kira-kira jam 21.00 WITA).
Informasi yang dirangkum dari berbagai sumber baik lewat kabar yang beredar di Facebook maupun Telepon Seluler menyebutkan. Wanita tua tersebut berhasil ditemukan oleh warga kedua kampung Talawid dan Mahuneni setelah melalui pencarian semenjak sore harinya. Anehnya, beliau ditemukan di bawah Kalu Nunu (pohon beringin). Kejadian ini telah membuat kepanikan yang luar biasa penduduk setempat hingga sekarang. Di setiap sudut-sudut kampung menjadi pusat berkumpulnya masyarakat membicarakan peristiwa ini.

Peristiwa menghilangnya warga dan kemudian ditemukan di Kalu Nunu, bukanlah baru kali ini terjadi di sana. Penuturan orang-orang tua dulu sering mengkaitkan hal ini dengan istilah "Niwuni Memi" yang artinya disembunyikan oleh Memi. Entahlah bagaimana wujud dari "Memi" tersebut masihlah menjadi tanda tanya. Tapi mitos ini kemudian sering dijadikan sebagai peringatan orang tua kepada anak-anak supaya tidak bermain sembunyi-sembunyi terutama di malam hari, karena takut disembunyikan oleh makluk yang satu itu di Kalu Nunu.

Rabu, 12 Juni 2013

MEMBEDAH SEJARAH TEMPOE DOELOE LEWAT LAGU TRADISIONAL MASYARAKAT SIAU (Khususnya Masyarakat di Kec. Siau Barat Selatan).


Oleh : Fredrik Dandel, ST.
Masyarakat Pulau Siau sejak jaman dahulu merupakan masyarakat yang berbudaya. Hal ini dibuktikan bukan hanya karena pulau Siau dan sekitarnya pada lebih dari 500 tahun yang lalu telah menjadi sebuah negeri yang berdaulat dengan bentuk Kerajaan Siau. Tetapi juga dapat ditemukan dari cerita tempoe doeloe yang dikisahkan secara lisan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Kisah yang diceritakan secara lisan seringkali diabadikan lewat syair-syair lagu. Umumnya syair lagu tersebut syarat dengan makna sejarah atau peristiwa yang dialami oleh masyarakat waktu itu. Seperti halnya syair dalam lagu berikut :

Nakataku si kami lima
Nikarusang u pamo
Palhiangheng e napapedi
Senggo e naghaghede

Pundalhe simbua nailang
Pundalhe simbua nailang
Pundalhe simbua nailang
Nikerea su Sawang u patung.

Lirik lagu diatas, menceritakan tentang suatu peristiwa yang menimpa lima orang yang pastinya berasal dari P. Siau. Dalam suatu perjalanan pelayaran mereka mengalami kerusakan Pamo (salah satu alat transportasi tradisional). Kerusakan tersebut rupanya amatlah hebat, sebab yang mungkin terjadi adalah karena terjangan ombak angin barat yang terkenal ganas, sehingga menyebabkan rusaknya .................................... (paliahenge napapedi), layar robek (Senggo e naghaghede) serta kehilangan dayung (pundalhe simbua nailang).
Dapat dibayangkan, ketika 3 (tiga) hal yang sangat dibutuhkan dalam pelayaran ini semuanya tak lagi berfungsi. Tentunya suatu hal yang sangat menghantui pikiran mereka, bahwa kematian akan segera menjemput, dan inilah yang sangat menakutkan mereka (Nakataku si kami lima).
Kelima orang tersebut, entah siapa dan berasal dari kampung mana ? sulitlah dipastikan identitasnya. Sekalipun ada orang tua yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi di dekat Tonggeng Singkaha yang terkenal sangat berbahaya. Hal ini dapatlah dipertegas dengan syair lagu berikut ini :

Batuwulang, Niambangeng,
Kiawang, Hiung, Kinali,
Lehi, Pehe, Ondong, Paniki,
Paseng, Peling, Laghaeng,

Batusenggo, Eneraha,
Talawide, Mahuneni,
Tonggeng Singkaha berbahaya,
Tonggeng Bahu Sirungang.

Dari syairnya, dapat dipastikan bahwa pencipta lagu tersebut adalah warga masyarakat Kampung Talawid / Kamp. Mahuneni Kec. Siau Barat Selatan. Penggubah lagu mengetahui benar bahwa Tonggeng Singkaha adalah sebuah tanjung yang berbahaya. Mengapa berbahaya ? Berdasarkan penuturan beberapa orang tua yang saya tanyakan, disamping peristiwa yang menimpa 5 (lima) orang dalam Pamo seperti dikisahkan di atas, umumnya mereka juga mengaminkan bahwa tonggeng singkaha itu telah menelan banyak korban, terutama di seputar daerah Batu Derendung. Terungkaplah sebuah kisah tentang satu keluarga yang sempat hilang tak tahu rimbanya tatkala mereka melewati Tonggeng Singkaha ini dalam perjalanan pengembaraan mereka. Sampai sekarang cerita / mitos ini sangat membekas di hati masyarakat Kampung Talawid dan Kampung Mahuneni, sekalipun tidak diabadikan dalam syair lagu.

Ada pula syair lagu tradisional lainnya yang berbunyi seperti demikian :

Bulude Lisung
Bongkong Baliang
Tonggene Bahu
Bawa Singkaha

I Sire Epa
Nipunialang
Mahuneni
Soang Tamawala

Dalam lagu ini, penyair yang dapat dipastikan adalah masyarakat Kampung Mahuneni Kec. Siau Barat Selatan mencoba mengutarakan kecintaannya kepada Kampung halaman dengan mengabadikan empat lokasi sebagai penanda Kampung Mahuneni yakni : 1. Bulude Lisung, 2. Bongkong Baliang, 3. Tonggeng Bahu, serta 4. Tonggeng Singkaha.

Bersambung ................................

MARS KORPRI

Lagu Mars KORPRI ditetapkan berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional VI KORPRI Nomor Kep-09/MUNAS/2004 tanggal 30 Nopember 2004. Lagu Mars KORPRI masih berlaku, namun diberikan kewenangan kepada DPP KORPRI untuk menghubungi penciptanya apabila akan dilakukan penyesuaian aslinya. Berikut adalah lirik lagu Mars Korpri :

Tempo di Marcia
Con Vigore
Teks/Musik : EL Pohan

MARS KORPRI

Satukan irama langkahmu
Bersatu tekad menuju ke depan
Berjuang bahu-membahu
Memberikan tenaga tak segan

Membangun negara yang jaya
Membina bangsa besar sejahtera
Memakai akal dan daya
Membimbing membangun mengemban

Berdasar Pancasila
Dan Undang-Undang Dasar Empat Lima
Serta dipadukan oleh haluan negara
Kita maju terus

Di bawah Panji Korpri
Kita mengabdi tanpa pamrih
Di dalam naungan Tuhan Yang Maha Kuasa
Korpri maju terus

Kamis, 30 Mei 2013

BERAPA JUMLAH PEMILIH DI KEC. SIAU BARAT SELATAN ?


Oleh : Fredrik Dandel, ST.

Pertanyaan diatas, seharusnya bisa dijawab dengan pasti baik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kab. Kepl. Sitaro, maupun oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kab. Kepl. Sitaro. Sayangnya, saya tidak punya relasi ke sana. Dan ketika mencoba mensearch diinternet tentang data dimaksud, penulis hanya mendapatkan data jumlah pemilih tetap yang ada di Kab. Kepl. Sitaro secara keseluruhan tanpa menyebutkan secara terinci per kecamatan. Menurut Ketua KPU Sitaro Sitaro Pricilya Ch. Bawole, SE. kepada SwaraManado.com pada Selasa, 02 April 2013 sebagaimana dilansir pada http://www.swaramanado-online.com/index.php/daerah/sitaro/3157-kpud-sitaro-rapat-pleno-rekapitulasi-dpt.html, mengatakan : “Sampai dengan hari ini jumlah pemilih masing-masing laki-laki sebanyak 25.981 dan perempuan 26.817, sehingga total pemilih sampai dengan saat ini adalah 52.798 pemilih, dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) 181,".

Untuk menjawab keingintahuan tetang berapa jumlah pemilih khususnya di Kec. Siau Barat Selatan, dibawah ini saya mencoba untuk menganalisanya berdasarkan Surat Suara yang didistribusikan oleh KPU Sitaro dari sumber Manado Post Edisi Kamis, 30 Mei 2013 serta mencoba membandingkannya dengan data Sensus Penduduk Tahun 2010.

SUMBER MANADO POST

Data Manado Post menulis angka sbb :
Kec. Siau Timur                    :     Surat Suara 13.176               Kotak Suara 42.
Kec. Siau Barat                     :     Surat Suara 6.486                 Kotak Suara 22.
Kec. Siau Timur Selatan       :     Surat Suara 6.113                 Kotak Suara 22.
Kec. Siau Barat Selatan        :     Surat Suara 3.490                 Kotak Suara 13.
Kec. Siau Barat Utara           :     Surat Suara 3.323                 Kotak Suara 11.
Kec. Siau Tengah                  :     Surat Suara 1.465                 Kotak Suara 6.
Kec. Tagulandang                 :     Surat Suara 9.651                 Kotak Suara 32.
Kec. Tagulandang Utara       :     Surat Suara 3.194                 Kotak Suara 12.
Kec. Tagulandang Selatan    :     Surat Suara 3.481                 Kotak Suara 12.
Kec. Biaro                            :     Surat Suara 2.670                 Kotak Suara 9.
Catatan : Untuk kotak suara menyesuaikan dengan jumlah TPS. Sedangkan surat suara sesuai dengan jumlah warga yang masuk dalam DPT dan ditambah 2,5 persen dari jumlah DPT sebagai surat suara cadangan, sebagaimana dijelaskan oleh Bung Fidel Malumbot, S.Sos (Anggota KPU Sitaro).

Dari data diatas, dapat dihitung jumlah pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kec. Siau Barat Selatan berkisar pada angka antara 3.404 jiwa dan 3.405 jiwa. (Pembulatan kebawah maupun pembulatan keatas).

DATA SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010

Data sensus Penduduk Tahun 2010 sebagaimana diperoleh dari Buku Statistik Kec. Siau Barat Selatan 2011 mencatat bahwa, Jumlah penduduk Kec. Siau Barat Selatan adalah 4.064 jiwa yang terdiri atas 2.041  jiwa perempuan dan 2.023 jiwa laki-laki.

Dari jumlah penduduk tersebut diatas yang tercatat sebagai Pemilih di Kec. Siau Barat Selatan Tahun 2010 adalah sbb :


Desa
Penduduk
Pemilih

[1]
[2]
[3]

1.       TANAKI
585
480

2.       KAPETA
699
574

3.       TALAWID
681
521

4.       MAHUNENI
640
493

5.       BATUSENGGO
568
450

6.       LAGHAENG
534
422

7.       MAKOA
357
250

Jumlah
4,064
3.190






Sumber  : Kantor Camat Siau Barat Selatan dan SP 2010

KESIMPULAN :

Dari kedua sumber di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan sbb :
1.       Jumlah Pemilih di Kec. Siau Barat Selatan mencapai angka 3.405 jiwa.
2.   Bahwa jumlah pemilih di wilayah Kec. Siau Barat Selatan telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan data Sensus Penduduk Tahun 2010. Analisis peningkatan jumlah pemilih tersebut diasumsikan disebabkan oleh 2 (dua) faktor sbb : 1). Meningkatnya jumlah pemilih pemula, atau dengan kata lain bertambahnya jumlah penduduk yang telah mencapai usia 17 Tahun pada Tahun 2013, 2). Ketambahan jumlah Penduduk yang disebabkan oleh kepindahan penduduk dari tempat lain dan masuk ke wilayah Kec. Siau Barat Selatan.
3.     Kecamatan Siau Barat Selatan merupakan Kecamatan dengan jumlah pemilih terbesar ke 4 (empat) untuk Pulau Siau, dan jumlah pemilih terbesar ke 5 (lima) di seluruh Kab. Kepl. Sitaro.