Selasa, 29 Maret 2022

SUDAHKAH ENGKAU MENGENAL YESUS ? Mrk. 8 : 27 - 30

Oleh : Pdm. Wandy Makinggung, STh.
Disampaikan dalam ibadah Pos Pelayanan PETRA Talawid, 
Minggu, 27 Maret 2022. 

4 Tahapan Pengenalan akan Tuhan : 

Pertama : Tahap Perjumpaan Agama. 

Ini berbicara ttg Kekristenan pada umumnya. Mayoritas agama yang ada di wilayah kita, misalnya Sulawesi Utara atau Siau yang beragama Kristen. Kristen sejak lahir, orang tua Kristen, maka anak2pun Kristen. 
Pengenalan seperti ini tidaklah kuat, tidaklah menjamin pengenalan akan Tuhan yang sesungguhnya. Suatu riset membuktikan 8 dari 10 orang yang pergi ke gereja, tidak mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan. 

Kedua : Tahap Perjumpaan Pribadi Dengan Tuhan. 

Dalam tahapan ini, kita mengalami dan meraskan jamahan kasih Tuhan melalui Roh Kudus yang membuat kita begitu mencintai Tuhan. Semangat dalam beribadah, semangat dalam membaca Alkitab, semangat dalam berdoa, bahkan semangat dalam melayani pekerjaan Tuhan. 
Suatu Kasih mula-mula yang dirasakan oleh setiap anak2 Tuhan yang memiliki kerinduan besar hidup sesuai kehendak Tuhan. 

Ketiga : Tahap Pengenalan

Proses untuk menjadi murid Tuhan. Dibentuk dalam pengenalan kepada Allah yang sesungguhnya. Dalam tahap ini, kita akan mengalami banyak pergumulan, tetapi melalui pergumulan tersebut, akan menentukan kualitas kita sebagai murid Tuhan yang sesungguhnya. 

Keempat : Tahap Persahabatan dengan Allah 

Ketika kita menjadikan Allah sebagai sahabat kita, atau lebih tepatnya Allah yang menjadikan kita sebagai sahabatNya, maka segala sesuatu yang rahasiapun akan disingkapkan Allah kepada kita. Lih. Kej. 18:17. 
Dalam tahap ini, dapat dikatakan bahwa hubungan kita dengan Allah sudah begitu dekat, sudah begitu intim. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang dirahasiakan bagi kita, karena Allah begitu mempercayai kita, begitu mengasihi kita. 

Dimanakah tingkat pengenalanmu saat ini? Mari kita belajar untuk terus mengenal Tuhan dan kuasa kasihNya. Amin.

Sabtu, 19 Maret 2022

SESUAI PETUNJUK ALLAH (Bacaan : Kel. 25 : 1 – 9)

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, M.Ag. (Cand.)

Ayat 8 dan 9 : Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."

Musa adalah seorang hamba Allah yang diberikan perintah khusus untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dari tanah perbudakan menuju ke suatu negeri yang berlimpah susu dan madunya, suatu Tanah Perjanjian yang diberikan oleh Tuhan kepada Abraham dan keturunannya.

Sebagai umat pilihan Allah, bangsa Israel menjadi suatu bangsa yang sangat istimewa dalam pemandangan Allah. Allah berkeinginan mewujudkan misinya bagi manusia melalui bangsa ini. Allah berkenaan menyatakan firmanNya kepada manusia melalui mereka.

Mendirikan Kemah Suci, merupakan suatu perintah Allah kepada Musa dengan maksud supaya Allah berdiam di tengah-tengah bangsa Israel. Allah yang Maha Kudus rindu untuk berada dekat dengan umat pilihanNya tersebut. Oleh karena itu, untuk mendirikan suatu tempat kediaman Allah di tengah-tengah umat pilihanNya, maka segala sesuatunya haruslah dibuat berdasarkan kehendak Allah. Itulah sebabnya Musa diperintahkan mendirikan Kemah Suci tersebut menurut segala apa yang ditunjukkan Allah kepadanya sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah Musa harus membuatnya.

Allah Menunjukkan Kepada Musa Contoh Kemah Suci. Ay. 9a

Kemah Suci ini merupakan rancangan Allah sendiri. Allah bertindak sebagai Arsiteknya. Artinya bahwa ini merupakan proyek Allah untuk manusia yang Ia ingin wujudkan melalui Musa, hamba-Nya. Allah menunjukkan pola Kemah Suci tersebut supaya Musa dapat melihat gambarnya dan membuat Kemah Suci tersebut sesuai dengan gambar tersebut.

Kenapa hal ini harus demikian ? karena ini merupakan proyek Allah Yang Kudus. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, tidak mampu merancangkan sesuatu yang Ilahi, sesuatu yang kudus, sesuatu yang berkenaan kepada Allah, melainkan Allah-lah yang harus bertindak sebagai perancang.

Kecenderungan manusia yang berdosa adalah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan hatinya yang berdosa itu. Manusia tidak dapat berkenaan kepada Allah jika Allah tidak menjunjukkan jalanNya kepada manusia. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka berusaha menyematkan daun ara untuk menutupi ketelanjangan mereka. Tetapi Allah menjumpai mereka dan menutupi ketelanjangan mereka dengan membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia itu dan untuk isterinya lalu mengenakannya kepada mereka. Suatu gambaran pengorbanan yang akan digenapkan melalui pengorbanan Kristus di tiang kayu salib, korban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus-lah yang akan menguduskan manusia sehingga manusia dapat berkanaan kepada Allah.

Allah Menghendaki UmatNya Memberi Dengan Ketulusan Hati. Ay. 2.

"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu”.

Dalam proyek Ilahi ini (mendirikan Kemah Suci), Allah tidak bekerja sendiri, Ia menghendaki keterlibatan umat pilihanNya yang terdorong hatinya untuk memberi persembahan khusus.

Pekerjaan Tuhan harus dibangun berdasarkan ketulusan hati, tidak dengan paksaan. Allah tidak bertindak otoriter, Allah menghendaki manusia memakai kehendak bebas (free well) untuk mewujudkan visi dan misiNya dalam dunia ini.

Korintus 9:7 (TB) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Umat Allah Harus Membawa Persembahan Yang Berharga. Ay. 3-7.

Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga; kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing; kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga; minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

Sesungguhnya yang Allah kehendaki dalam proyek ilahi ini adalah pengorbanan umatNya. Korban persembahan yang diinginkan Allah adalah sesuatu yang terbaik. Bukan sesuatu yang asal2an. Bukankah Ia adalah Pencipta Langit dan Bumi ini ? Ia yang memiliki segala sesuatu yang ada di Bumi ini. Yang Ia kehendaki adalah kita memberi yang terbaik, yang mulia, yang berharga kepada Dia.

Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Sabtu, 12 Maret 2022

LAPORAN VIDEO PEMBELAJARAN : PENDEKATAN INTEGRATIF GARY COLLINS DAN SIGNIFIKANSINYA DALAM PELAYANAN KONSELING KRISTEN

Oleh : Fredrik Dandel, ST, STh, M.Ag. (Cand.) 
(Mahasiswa Magister Pastoral Konseling di STT Bethel Indonesia Jakarta)

Pendahuluan :

Metode pembelajaran dengan menonton video merupakan suatu metode pembelajaran yang masuk dalam kategori daring (dalam jaringan). Istilah ini dalam KBBI berarti terhubung melalui jaringan computer, internet dan sebagainya.Metode ini menjadi sangat popular dan lasim digunakan dalam pembelajaran semenjak maraknya pandemic Covid-19 di semua belahan bumi termasuk Indonesia.

Video pembelajaran yang direkomendasikan oleh Dosen pengampu Mata Kuliah “Integrasi Teologi dan Psikologi” yakni Bpk. Junifrius Gultom, PhD tersebut setelah ditonton melalui link : https://www.youtube.com/watch?v=UT4vQ6RbQh4 dengan  judul Pendekatan Intergratif Gary Colins dan Signifikasinya dalam Pelayanan Konseling Kristen, penjeleasan umum tentang video ini adalah sebagai berikut:

  • Video pembelajaran tersebut merupakan suatu acara Webinar yang diselenggarakan oleh Asosiasi Konselor Kristen Indonesia (AKKI) pada tanggal 2 Maret 2022 yang baru lalu (sesuai tanggal upload Video), 
  • Video tersebut berdurasi 1 jam 43 menit dan 59 detik. Dengan rincian : 1 menit pertama merupakan pengantar dari moderator, dilanjutkan kemudian dengan presentase materi oleh Bpk. Pdt. Yakub B. Susabda PhD selama kurang lebih 1 jam 6 menit dan kemudian Tanya jawab hingga penutup selama kurang lebih 35 menit.
  • Pendekatan Integratif Gary Collins dan Signifikansinya dalam pelayanan konseling Kristen adalah topik yang di bawakan oleh Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D yang sangat mengenal alm Gary Collins. Pdt. Yakub B. Susabda PhD bukan hanya menjelaskan tentang konsep Integratif dari Gary Collins, tetapi juga menjelaskan tentang konsep pendekatan Integratif yang di bangun oleh Pdt. Yakub B. Susabda berdasarkan konsep Integratif dari Gary Collins.

Secara kualitas materi yang disampaikan melalui video ini, sangat baik dan menarik, tentunya sangat membantu banyak konselor, para hamba Tuhan dan mahasiswa termasuk saya  untuk memahami dan menjadi tahu tentang Integrasi Teologi dan Psikologi. Pdt. Yakub B. Susabda PhD adalah seorang Evangelis Christian Conselor yang sangat professional di bidangnya, telah menulis banyak buku terkait Pastoral Konseling, beliau termasuk salah seorang Dosen pada  STT RI.

Materi Pembelajaran Dalam Video :

Penyampaian materi yang sangat terstruktur yang disajikan oleh Pdt. Yakub B. Susabda PhD, telah membantu saya untuk memahami :

  • Mengenal Salah seorang tokoh dalam Bidang Konseling Kristen, yakni Gary L. Collins, PhD, yang dinobatkan oleh Psychotherapy Networker Magazine sebagai Bapak Konseling Kristen, menulis banyak buku Konseling dan salah satu buku yang dalam edisi Bahasa Indonesianya “Konseling Kristen Yang Efektif” (buku ini saya sudah pesan di Lazada, karena kendala teknis baru akan tiba pada tanggal 15 Maret nanti). Gary L. Collins, PhD merupakan seorang Evangelis Christian Counseling yang juga sangat memberi pengaruh besar kepada Pdt. Yakub B. Susabda PhD, seorang yang dikenal dekat dengan Pdt. Yakub B. Susabda PhD.
  • Prinsip Dasar Konseling Kristen menurut Gary L. Collins :
  1. Conseling is all about stories : stories about people lives include early experience, beliefs, trumps, tragedies, decisions, disappointments, crises and time off great joy.
  2. Dengan Basic Premise That “All Truth is God’s Truth” Garry Collins mengingatkan semua psikolog dan Konselor Kristen untuk lebih mempercayai Alkitab dan Teologi Injili daripada Psikologi.
  3. Garry Collins Approach on Integration : Transformed Integration (Psychology and Theology) Jelas sekali tujuannya semata-mata adalah memakai Psichology untuk melengkapi Theology.

  • Integrasi Teology dan Psikhology adalah realita yang tak terhindarkan. Itulah sebabnya Garry Collins Develop His Approach on Integration (Transformed Integration) dengan Tujuan Melengkapi iman Kristen dengan Filter (alat untuk menyaring) yaitu 6 working principle pada saat konselor Kristen memakai Ilmu Psikologi :

  1. Expanded Empiricism
  2. Determinism and Freewill
  3. Biblical Absolutism
  4. Modified Reductionism
  5. Biblical Antropology
  6. Christian Supernaturalism

  • Dengan kesadaran baru yang Gary Collins hadirkan : Bahwa intergrasi adalah untuk melengkapi kehidupan orang beriman. Yang paling utama dari integrasi teologi dan psikologi adalah apa yang dialami oleh the Integrator yaitu individu orang beriman. 
  • Tidak Ada Teologi Tanpa Psikologi. Kalau kita mampu mengupayakan Integrasi Teologi dan Psikologi maka kitapun dapat menghasilkan KEMENANGAN ORANG PERCAYA. 
  • Integrasi adalah perjumpaan antara “kebernaran Firman Allah”dan “Psychological reality jiwa kita masing-masing”sebagai integratornya. Integrasi adalah perjumpaan Firman Allah dengan diri kita yang sesungguhnya. 
  • Tanpa psikologi semua bagian Alkitab yang bicara tentang manusia, tak mungkin dapat dijelaskan oleh Teologi. Signifikasinya dalam prinsip Pelayanan Konseling Kristen :

  1. Dengan Basic Premise “All Truth God’S Truth,” Then, Pelayanan Konseling Kristen harusnya didasarkan pada konsep “embodied integration” dimana konselor haruslah menjadi the Integrator between Teologi dan Psikologi.
  2. Meskipun Setiap Konselor Kristen Juga “a Wounded Healer”ia tetap dipanggil untuk menolong setiap klien nya juga untuk mengalami “The Truth That Set Them Free.”
  3. Objektif pelayanan Konseling bukan Cuma “membebaskan klien dari gangguan masalah”tetapi menciptkan kondusif atmosfer to grow toward self-actualization sebagai orang beriman yang dapat berdiri mempertanggungjawabkan hidupnya seutuhnya di hadapan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus.

Penutup

Ketika telah memahami hal-hal sebagaimana dimaksud diatas, faedah video pembelajaran ini bagi saya baik selaku mahasiswa maupun pembantu Gembala dalam pelayanan Konseling Kristen adalah mampu mengapilkasikan kaidah-kaidah dalam Ilmu Integrasi Teologi dan Psikologi ini kedalam pelayanan yang lebih berkualitas, terutama dalam melakukan konseling kepada jemaat atau umat yang tentunya dengan tetap mengutamakan Roh Kudus dan Kebenaran Firman Allah dalam kehidupan kita.

Demikian Laporan Menonton Video Pembelajaran ini saya sampaikan kepada Pak Dosen, Tuhan Yesus memberkati………….. Amin.