Minggu, 31 Maret 2024

Kuasa Kebangkitan Kristus

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, M.Ag, M.Th.(Cand).

Filipi 3:10-11

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

(LAI 2021)

Kuasa Kebangkitan Kristus Mengubah Hidup Kita.

Saulus yang dulunya merupakan penganiaya orang Percaya, ketika bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, membuat hidupnya mengalami perubahan yang sangat berarti. Ia menjadi pengikut Kristus yang setia, bahkan menjadi seorang pemberita Injil Kristus. Wilayah pelayanan Rasul Paulus bahkan mencapai hampir seluruh Asia Kecil, hingga ke Kota Roma di Italia. Tentang nama Saulus yang kemudian menjadi lebih dikenal dengan Paulus, menurut Terang Iman, banyak orang Kristen menjadi keliru, ketika beranggapan bahwa nama Saulus berubah menjadi Paulus sesaat setelah ia menerima Yesus (berpindah dari Yahudi  menjadi Kristen). Nama Saulus merupakan nama Yahudi, sedangkan Paulus merupakan nama Saulus dalam Bahasa Latin, karena ia berkebangsaan Roma dari kelahirannya, yaitu dari ayahnya yang berkebangsaan Romawi. Di masa itu, menjadi sesuatu hal yang lumrah ketika seseorang memiliki nama ganda. Ketika Saulus memutuskan untuk mengabarkan Injil kepada bangsa bukan Yahudi, maka ia lebih memilih untuk memakai nama Paulus, dengan maksud supaya ia bisa lebih diterima di kalangan orang yang bukan Yahudi (Staff 2021).

Tomas, salah seorang murid Yesus yang tidak percaya tentang kembangkitan Yesus sehingga mengatakan bahwa sebelum ia melihat bekas paku pada tangan Yesus dan mencucukan jari ke dalam bekas paku itu, dan mencucukan tangan ke dalam lambung Yesus maka ia sama sekali tidak percaya. Ketika Yesus menjumpai dia dan murid-murid yang lain pada suatu waktu ketika mereka sedang berkumpul di suatu rumah, maka iapun mengalami perubahan hidup menjadi percaya kepada Tuhan. Ia berkata : “Ya Tuhanku dan Allahku”. (Yoh. 20:24-29).

Dua orang murid dalam perjalan mereka ke Emaus, sedang bercakap-cakap perihal sesuatu yang sedang terjadi saat itu (kematian Yesus), ketika Yesus menampakan diri kepada mereka, awalnya mereka tidak mengenal Dia, sepertinya ada suatu yang menghalangi mata mereka. Namun ketika Tuhan Yesus mengambil roti, mengucapkan berkat lalu memecah-mecahkan dan memberikannya kepada mereka, seketika itu juga mata mereka terbuka sehingga mereka mengenal Dia. (Luk. 24:13-31).

Masih banyak kisah lain dalam Alkitab bahkan dalam kehidupan orang percaya saat ini yang merupakan bukti perubahan hidup pengikut Yesus ketika mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Rasul Petrus mengatakan : “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” (1 Petrus 1:3).

Kuasa Kebangkitan Kristus Menghancurkan Musuh Kita.

Siapakah sesungguhnya musuh kita ?. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa musuh kita bukanlah darah dan daging, melainkan melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap, melawan roh-roh jahat di udara. (Ef. 6:12).  Lebih jelas dikatakan oleh Rasul Petrus bahwa kita harus sadar dan berjaga-jaga karena lawan kita yaitu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Kita harus melawan dia dengan iman yang teguh, sebagaimana semua orang di seluruh dunia menganggung penderitaan yang sama. (I Petrus 5:8-9). Selanjutnya Rasul Paulus mengingatkan kepada kita bahwa musuh kita yang paling terakhir adalah maut. (I Kor. 15:26).  

Berita sukacitanya bahwa, semua musuh-musuh kita tersebut telah dihancurkan, telah dikalahkan oleh Kuasa Kebangkitan Kristus dari antara orang mati. !!!. I Kor. 15:55-57 berkata : “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. " Demikian juga dalam kitab Wahyu, Tuhan Yesus berkata : Jangan takut !... Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:17b-18).

Kuasa Kebangkitan Kristus Memperkuat Iman Kita.

Selama lebih dari 3 tahun Yesus Bersama-sama dengan murid-murid-Nya, mengajar mereka perihal Kitab Suci, yang tentunya juga tentang bagaimana Ia akan menderita di Salib. Namun sejauh itu, mereka belum sepenuhnya mengerti bahkan mengenal siapa Yesus sesungguhnya. Simon Petrus yang sebelumnya ketika ditanyakan oleh Yesus perihal siapa diriNya, dengan tegas menjawab : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:16). Namun ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, bahkan dibunuh dan kemudian dibangkitkan pada hari ketiga, seketika itu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, dan mengatakan bahwa hal itu kiranya dijauhkan Allah bahkan tidak akan menimpa Yesus. Maka Yesuspun menegor Petrus dengan keras dengan mengatakan “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan, karena memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia, bukan apa yang dipikirkan oleh Allah. (Mat. 16:21-23).

Bahkan ketika kematian Yesus, murid-murid seperti kehilangan arah hidup mereka. Mereka kehilangan harapan, sehingga mereka kemudian kembali menggeluti profesi mereka yang sebagian besar sebagai nelayan. Bahkan dikisahkan dalam Kitab Injil Yohanes, mereka berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. (Yoh. 20:19). Namun sesuatu perubahan besar terjadi pada mereka ketika kebangkitan Yesus dari antara orang mati, mereka kemudian mengerti Kitab Suci, dan akan perkataan yang Yesus sampaikan kepada mereka. Yoh. 2:22 berkata : “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Kuasa Kebangkitan Kristus telah menjadi suatu tema Injil yang diberitakan oleh Para Rasul dengan berani. Rasul Petrus dan Yohanes setelah memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati, yang kemudian membuat ribuan orang bertobat dan menerima Yesus, ketika diperhadapkan dalam sidang di Yerusalem, di hadapan Imam Besar Hanas dan Kayafas dan Aleksander serta semua yang termasuk keturunan Imam Besar, dengan gagah berani mengatakan bahwa dengan Kuasa Yesus Kristus yang telah disalibkan tetapi yang telah bangkit dari antara orang mati, orang itu telah disembuhkan. (Kis. 4:1-10). Rasul Paulus juga mempunyai sikap yang sama, dalam Suratnya yang kedua kepada Timotius, Rasul Paulus menulis : “Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.” (2 Timotius 2:8).

Para Rasul sebagian besar telah menjadi martir, karena memberitakan Kuasa Kebangkitan Kristus. Mereka rela kehilangan nyawa mereka untuk mendapatnya dalam kehidupan yang kekal. Ini tentunya merupakan sebuah kekuatan iman yang teguh dalam Kristus. Rasul Paulus menuliskan kepada Jemaat di Korintus : “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. (I Kor. 15:17-18).

 

Referensi

LAI. 2021. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Staff, Catholic Answers. 2021. “Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus?” Terang Iman.Com, June 9, 2021. https://terangiman.com/2021/06/09/allah-mengubah-nama-saulus-menjadi-paulus/.