Minggu, 19 Desember 2021

Makna Kristus Anak Daud dalam Injil Sinoptik

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh. 

Pendahuluan

Dari penyelidikan melalui Konkordansi Alkitab, didapati bahwa Istilah “Anak Daud” memang hanya terdapat dalam Injil Sinoptis (Matius, Markus dan Lukas). Terdapat 16 ayat dalam Injil Sinoptis yang menyatakan Yesus sebagai Anak Daud. Yakni 9 ayat ditemukan dalam Injil Matius : Matius 1 : 1, Matius 9 : 27, Matius 12 : 23, Matius 15 : 22, Matius 20 : 30, Matius 20 : 31, Matius 21 : 9, Matius 21 : 15, dan Matius 22 : 42 - 45 : 42; 3 ayat ditemukan dalam Injil Markus, yakni : Markus 10 : 47, Markus 10 : 48  dan Markus 12 : 35 – 37 : 35; kemudian 4 ayat ditemukan dalam Injil Lukas, yakni : Lukas 1 : 32 – 33 : 32, Lukas 18 : 38, Lukas 18 : 39 dan Lukas 20 : 41-44 : 41.

Dari sejumlah ayat tersebut di atas, penyebutan Anak Daud yang disandangkan kepada Tuhan Yesus selalu dikaitkan oleh orang-orang Yahudi dengan suatu mujizat yang Yesus lakukan, ataupun harapan mujizat yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada mereka yang membutuhkan pertolongan-Nya. Misalnya dalam Matius 9 : 27, dimana dikisahkan tentang dua orang buta yang mengikuti Yesus sambil berseru-seru dan berkata : “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.”  Juga dalam Matius 12 : 32 -37, dimana dikisahkan seseorang yang kerasukan setan sehingga orang itu menjadi buta dan bisu, dan Yesus menyembuhkannya. Orang banyak disitu kemudian berkata : “Ia ini agaknya Anak Daud.” Meskipun orang-orang Farisi yang mendengar perkataan tersebut menjadi tidak senang sehingga menuding Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang terkait dengan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus yang dihubungkan dengan keberadaanNya sebagai “Anak Daud”. Seorang perempuan Kanaan yang percaya dan meminta kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita, perempuan tersebut berseru : “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan menderita (Mat. 15 : 21 – 28); dua orang buta yang duduk di pinggir jalan yang mendengar bahwa Yesus lewat, sehingga mereka berseru : “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami”. Meskipun orang banyak menegor mereka, tapi mereka tetap berseru, bahkan semakin keras, sampai akhirnya Yesus mau menolong mereka sehingga mereka disembuhkan dan dapat melihat (Mat. 20 : 29 – 34).

Menjadi suatu pertanyaan, bagaimana mungkin Yesus yang lahir kurang lebih 1000 tahun setelah Raja Daud tersebut dikatakan sebagai Anak Daud ? Sedangkan umat Israel sebagaimana kesaksian dalam ayat-ayat Alkitab diatas, dengan yakin dan jelas mengatakan bahwa Dia adalah Anak Daud. Apa yang maksud dengan pernyataan / kesaksian Yesus “Anak Daud” sebagaimana dimaksud diatas? 

Hubungan Antara Yesus Kristus dan Daud

Untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dimaksud diatas, pertama sekali kita harus mengetahui hubungan antara Yesus Kristus dan Daud. Hubungan antara Yesus Kristus dan Raja Daud dapat kita temukan dalam Matius pasal 1 tentang silsilah Yesus Kristus, yang dikatakan anak Daud, dan juga anak Abraham.

Dari Kitab Injil Matius 1 : 1 – 17, menjadi jelas bagi kita bahwa Yesus Kristus merupakan keturunan dari Raja Daud secara turun-temurun, dan merupakan generasi yang ke 28 dari Raja Daud. Sedangkan Daud sendiri merupakan keturunan Abraham dari generasi yang ke-14. Hal ini berarti bahwa Yesus juga merupakan keturunan Abraham dan merupakan keturunan dari generasi yang ke – 42, sehingga Yesus disebut juga sebagai Anak Abraham (lihat ayat 17).

Abraham dan Daud merupakan dua tokoh penting dalam sejarah Bangsa Israel, karena melalui keduanya, Allah telah membuat suatu perjanjian besar yang disebut sebagai Perjanjian Abraham dan Perjanjian Daud. Orang-Orang Yahudi terutama dalam Perjanjian Baru selalu mengkaitkan diri mereka berasal dari keturunan Abraham dan Daud. Mereka sangat bangga dengan gelar itu (Mat. 3 : 9; Luk. 1 : 73; Luk. 3 : 8; Yoh. 8 : 39, 53; Kis. 2 : 29; Kis. 7 : 2; Roma 4 : 1, 12, 16, 18; Ibr. 7 : 4; Yak. 2 : 21.

Perjanjian Abraham dan Perjanjian Daud

Meskipun Yesus juga disebutkan sebagai Anak Abraham, namun mengapa kemudian nama Anak Daud menjadi lebih menonjol disebutkan daripada nama-nama lainnya, termasuk Abraham ataupun Yusuf yang merupakan ayah dari Yesus sendiri atau lebih tepatnya Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus (Mat. 1 : 16) ?

Jawabannya adalah bahwa melalui Daud sebagai orang yang dikasihi oleh Allah, Allah telah membuat suatu perjanjian yang penting, yang disebutkan sebagai Perjanjian Daud (2 Samuel 7 : 9-16). Meskipun isi Perjanjian Daud tersebut juga terkait dengan Perjanjian Allah dengan Abraham yang juga disebut Perjanjian Abraham, yakni : Tuhan berjanji untuk menjadikan nama Daud besar (ay. 9) serupa dengan janji Allah kepada Abraham (Kej. 12 : 2); Tuhan menjanjikan suatu tempat dimana Ia akan menanamkan Israel (ay. 10), yang merupakan persamaan dengan janji Allah untuk memberi suatu negeri kepada Abraham, dan janji untuk menjadikan negeri itu suatu tempat yang aman (ay. 10-11) yang mengingatkan pada janji Tuhan bahwa Ia akan mengutuk mereka yang mengutuk Abraham (Kej. 12 : 3). Tiga bagian pertama dari perjanjian Daud ini adalah menempatkan Daud dalam garis keturunan Abraham dan menunjukkan subordinasi perjanjian itu terhadap perjanjian Abraham. Namun terdapat sesuatu yang berbeda / yang lain dari isi Perjanjian Daud tersebut yang dapat dilihat dalam ayat ke 12 dari Kitab II Samuel pasal 7, yakni disana dijanjikan bahwa keturunan Daud akan ditetapkan di atas takhta kerajaan sesudah dia, pengganti Daud akan mendirikan Bait Suci yang ingin sekali didirikan oleh Daud (ay. 14), isi perjanjian ini juga merujuk kepada Salomo sebagai anak Daud. Lihat Survey Perjanjian Lama – Hill dan Walton.  

Dan yang paling penting dalam perjanjian Daud ini, adalah tentang mengkokohkan takhta kerajaan untuk selama-lamanya atas keturunan Daud, serta janji Allah untuk menjadi Bapanya, dan keturunan Daud tersebut akan menjadi anak-Nya, yang merujuk kepada Yesus yang adalah Mesias yang dijanjikan yang berasal dari Keturunan Daud. Tentang hal ini, dijabarkan dengan jelas dalam Luk. 1 : 69; Yoh. 7 : 42; Kis. 2 : 30; Roma 1 : 1 – 6; 2 Tim. 2 : 8; Wahyu 22 : 16 , dll.

Kesimpulan

Mulai dari Matius pasal 1 menjabarkan bukti silsilah Yesus yang dari sisi kemanusiaan-Nya berasal dari keturunan Daud melalui Yusuf. Juga dalam Lukas pasal 3 menjabarkan silsilah Yesus dari garis keturunan ibunya, Maria yang juga merupakan keturunan Daud. Namun yang terutama bahwa Kristus disebut sebagai Anak Daud, merujuk kepada gelar Mesias-Nya seperti yang dinubuatkan dalam 2 Samuel 7 : 9 - 16.

Dalam Matius 22 : 41-46; Mrk. 12 : 35 – 37; dan  Luk. 20 : 41 – 44 dikisahkan terjadi suatu percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang Farisi tentang Mesias yang diakui oleh orang Farisi sebagai “Anak Daud”. Tuhan Yesus sendiri bertanya kepada mereka : “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya …… jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula ?. Pertanyaanya yang kemudian mereka (orang Farisi) tidak menjawabnya.

Dari uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa sesungguhnya, Yesus yang adalah Mesias dari Anak Daud, adalah Allah sendiri yang datang menjadi manusia sebagai penggenapan nubuatan tentang kasih Allah yang memulihkan umat manusia, yang dirancangkangkan oleh Allah ketika manusia pertama Adam dan Hawa mulai jatuh ke dalam dosa. Allah sendiri yang turun dari Sorga dan berdiam dalam diri manusia Yesus yang lahir dari keturunan Daud. Dia adalah Raja di atas segala Raja, takhta kerajaan untuk selama-lamanya atas keturunan Daud. Pada Yesus ada keselamatan, pada Yesus ada harapan, pada Yesus ada pemulihan, pada Yesus kita temukan kasih Bapa kepada anak-anakNya, pada Yesus ada segala-galanya yang kita butuhkan dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar