Minggu, 16 Juni 2019

PANTAI TALAWID / MAHUNENI, KEC. SIAU BARAT SELATAN

Oleh : Fredrik Dandel, ST.
(Ditulis kembali dari postingan 25-03-2018 di Group FB Kec. Siau Barat Selatan)

Pesisir pantai yang sekarang ini, dahulunya merupakan habitat yang subur dari tanaman sagu, sehingga orang tua kami menamai tempat ini "dalhung humbia". Dari "dalhung humbia" ini sejauh kurang lebih 100 meter ke arah laut adalah wilayah pesisir pantai yang merupakan hutan mangrove (sisa2 tanaman mangrove masih dapat ditemukan terbenam dalam pasir).

Sekitar tahun 80an, pesisir pantai ini banyak ditumbuhi dengan tanaman menjalar "batata pante" yang dalam bahasa Siau dibilang "derere". Buah dari derere ini dipakai oleh anak2 masa itu sebagai peluru untuk "pepiti". Sebuah permainan perang yang sebenarnya cukup berbahaya, tapi kami sukai.

Perubahan demi perubahan terjadi, pesisir pantai semakin hari semakin menjorok ke darat. Untuk mengurangi abrasi yang berkepanjangan, Pemerintah Kab. Kepl. Sitaro saat ini telah membangun talut penahan ombak. Hasilnya telah dirasakan oleh masyarakat baik sebagai pengaman badan rumah dari terjangan ombak, tempat rekreasi, pun sebagai tempat berenang yang nyaman bagi anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar