Sabtu, 15 Juni 2019

LEPUTE

Lepute di  Kampung Talawid, Kec. Sibarsel.

Lepute merupakan kata benda untuk menyebut sebuah tembok berukuran panjang antara 2 s/d 3 meter, tinggi kurang lebih 30 s/d 50 cm yang membatasi jalan dan saluran got. Biasanya dipakai juga sebagai tempat duduk dan dibangun di area yang strategis seperti di prampatan (bunderan) jalan, juga untuk menandai nama tempat misalnya Lepute Sahai. 

Istilah ini tidak ditemukan dalam Bahasa Indonesia. KBBI hanya mengenal tembok atau pagar, tapi lepute sebenarnya bukanlah itu.
Masyarakat di Jazirah Pulau Siau (mungkin tidak semua) dari jaman dahulu sampai sekarang ini, sering memanfaatkan lepute ini sebagai sarana tempat berkumpul di pagi maupun sore atau malam hari. Berbagai informasi baik yang positif maupun negatif didiskusikan di lepute ini.
Lepute (lingkaran hitam) di perempatan jalan Talawid

Jaman dulu orang2 tertentu sering memanfaatkan lepute untuk menyebarkan informasi negatif lewat surat buta atau surat kaleng. Pengirim surat yang tidak dikenal ini akan menaruh surat tersebut di atas ataupun disekitar lepute dengan maksud segera ditemukan oleh masyarakat untuk kemudian membaca dan menyebarkan informasi tersebut.

Lepute sering dikonotasikan negatif oleh orang2 yang menganggap ilmu atau wawasannya lebih tinggi untuk merendahkan lawan diskusinya. Misalnya : "Kauku ketang onase lepute" = Kamu hanyalah sampah Lepute. Namuin tak dapat dipungkiri bahwa dari diskusi lepute ini, telah banyak melahirkan orang-orang sukses dan punya nama besar dari Siau dengan tingkat kecerdasan yang mumpuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar