Rabu, 01 Agustus 2012

VILLA PARENGKUAN (Salah Satu Situs Bersejarah Peninggalan Kerajaan Siau yang Terabaikan).


Oleh : Fredrik Dandel, ST.

Disebut dengan nama Villa Parengkuan, karena dibangun oleh Raja Parengkuan. Raja Frans P. Parengkuan adalah salah seorang raja yang pernah memerintah Kerajaan Siau, sekitar Tahun 1937 s/d 1945. Yang mulia raja yang berasal dari Minahasa (Keresidenan Manado) ini merupakan raja terakhir Kerajaan Siau yang diangkat oleh Pemerintah Belanda menggantikan Raja Hendrik Yanis (1934 – 1937). Kerajaan Siau (sekarang merupakan bagian dari Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Prov. Sulawesi Utara), merupakan salah satu kerajaan yang sempat eksis di nusantara, didirikan oleh Raja Lokongbanua sejak 500 tahun yang lalu. Keberadaannya dibuktikan dengan berbagai-bagai tulisan kuno serta situs bersejarah yang dapat ditemukan di daerah ini. Salah satu situs sejarah yang ada disamping beberapa makam raja-raja adalah Villa Parengkuan.


Villa Parengkuan berada pada lokasi yang tidak jauh dari Danau Kapeta. Danau yang merupakan satu-satunya danau yang berada di P. Siau ini, dapat dicapai melalui M’burake, Kampung Talawid, Kec. Siau Barat Selatan sejauh lebih dari 1100 meter ke sebelah Timur Laut.  Villa Parengkuan berada kurang lebih 100 meter di sebelah Utara Danau Kapeta, setelah mendaki perbukitan dengan kemiringan lereng 30o. Diperkirakan Villa Parengkuan merupakan tempat peristirahatan sang Raja yang gemar berkuda ini, dalam melepaskan kepenatannya setelah seharian mengawasi proyek pengerjaan jalan yang menghubungkan Ulu dan Kampung Talawid, Kec. Siau Barat Selatan.

Sayangnya salah satu situs bersejarah peninggalan Kerajaan Siau ini terkesan tidak diperdulikan oleh Pemerintah setempat. Puing-puing bangunan yang roboh berserakan disekitar lokasi villa hampir tidak terlihat karena telah ditutupi oleh semak belukar. Salah seorang warga yang sempat membersihkan area di sekitar villa tersebut beberapa tahun yang lalu, mengaku sempat terkejut saat melihat sebuah bangunan yang nampak seperti goa yang dipenuhi oleh batang-batang pohon dan semak.

Kiranya dengan publikasi pendek ini, dapat menggugah banyak kalangan terutama Pemda setempat serta instansi terkait yang menangani Benda Cagar Budaya untuk dapat merunut sejarah secara lengkap serta dapat merekonstruksi / memugar bangunan bersejarah ini. Semoga ........... !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar