Sabtu, 09 April 2011

Khotbah : Menikmati Berkat Allah dalam Hari-Hari Hidup


Oleh : Fredrik Dandel, ST.

(I Petrus 3 : 8 - 12)
9b“Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab : 10 Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.”.

Setiap kita yang hidup, senantiasa mengharapkan untuk dapat menikmati berkat dari Allah kita. Berkat Allah itu menyangkut perkara yang lebih dari sekedar persoalan harta atau kekayaan materi saja, berkat Allah meliputi : kedamaian, ketentraman, sukacita, keselamatan, kemuliaan sampai kepada kehidupan yang kekal di Sorga. Begitu pentingnya berkat Allah itu bagi manusia, sehingga dengan segala daya upaya, manusia berusaha untuk mendapatkannya. Amsal 10 : 22 berkata : “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tak akan menambahinya.” Berkat Allah yang kita nikmati memang adalah merupakan suatu anugerah dari Allah kita sehingga itu patut kita syukuri dan kita pelihara.
Lewat bacaan firman Tuhan di atas, kita diingatkan untuk senantiasa memelihara berkat yang telah Allah anugerahkan dalam kehidupan kita, sehingga dapat kita nikmati dalam setiap hari-hari hidup kita.

Pertama : Menjaga Lidah (Perkataan);

Lidah adalah sesuatu anggota kecil dari tubuh, namun mempunyai pengaruh yang luar biasa besarnya bagi kehidupan kita. Ia dapat menempatkan kita dalam kemuliaan, namun ia dapat pula menodai kemuliaan yang telah Allah anugerahkan bagi kita. Ia laksana kemudi yang walaupun kecil tetapi dapat mengendalikan kapal yang besar sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh pengemudinya. Ia juga laksana api yang walaupun kecil, tetapi dapat menghanguskan dan membinasakan kita, apabila kita tidak dapat menjinakannya dengan baik. (Baca : Yak. 3:1-12)
Sangatlah penting bagi kita untuk dapat mengendalikan lidah yang kecil ini, sehingga kita tidak menuai kesengsaraan bahkan kebinasaan. Amsal 18 : 21 berkata : “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya.” Dengan kata lain kehidupan kita sangatlah tergantung dari apa yang kita ucapkan melalui lidah ini. Jika lidah kita mengeluarkan kata-kata berkat atau tentang hal-hal yang mulia, maka kita pasti akan menuai berkat dan kemuliaan. Tetapi jika lidah kita dipakai untuk mengeluarkan kata-kata kutuk, sumpah serapah, fitnah dan omongan-omongan yang tidak berguna lainnya, maka perkara-perkara itu jugalah yang akan kita tuai.
Oleh sebab itu Rasul Petrus lewat tuntunan Roh Kudus menulis dalam I Petrus 3 : 10 : Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Kedua : Menjauhi Yang Jahat (Perbuatan);

Apa yang kita perbuat sangat berpengaruh terhadap apa yang akan kita terima. Itu adalah prinsip Alkitabiah – Hukum Tabur dan Tuai. Jika apa yang kita tabur adalah baik, kitapun akan menuai kebaikan darinya.
Yer. 17 : 10 berkata : ”Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Yes. 1:16-20 berkata : ”Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!. ……….. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang. Sungguh Tuhan yang mengucapkannya.”

Ketiga : Mencari dan Mendapatkan Perdamaian (Pikiran);

Sangat sulit rasanya untuk menemukan kedamaian di bawah kolong langit ini. Dunia ini sepertinya telah dikuasai oleh kejahatan dan kekacauan. Disana-sini kita mendengar berita tentang pembunuhan, pencurian, kasus narkoba, penganiayaan, pemerkosaan sampai kepada peperangan. 2 Tim. 3:1-4 berkata : ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.”
Lalu kemanakah akan kucari damai? Ke gunung yang tinggi kunaik, ke lembah yang dalam kuturun tetapi akhirnya tidak dapat kutemukan kedamaian. Lalu dimanakah sesungguhnya kita dapat menemukan kedamaian itu? Kedamaian itu hanya ada dalam pribadi Yesus yang dianugerahkan-Nya dalam kehidupan kita. Yohanes 14 : 27 berkata : ”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Sebab itu sebagai anak-anak Tuhan yang telah menerima anugerah kedamaian tersebut kita dituntut untuk hidup damai dengan semua orang. Ibrani 12 : 14 berkata : “Berusahalah hidup damai dengan semua orang .........” Mat. 5 : 9 berkata : ”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”

Saudaraku! jika kita ingin menikmati berkat Allah dalam hari-hari hidup kita, maka baiklah kita Menjaga Lidah Kita (Perkataan), Menjauhi yang Jahat (Perbuatan), serta Mencari dan Mendapatkan Perdamaian (Pikiran). Tuhan pasti akan memberkatimu! Haleluyah, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar