Selasa, 01 Maret 2011

Khotbah : Menang Dalam Peperangan


Oleh : Fredrik Dandel, ST.

(II Samuel 5 : 17 – 25)
25“Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.”.

Hidup adalah perjuangan. Dalam perjuangan untuk mendapatkan hidup, umat Allah dituntut untuk menjadi Prajurit Kristus yang sejati. Sebagai Prajurit Kristus, kita harus melakukan peperangan rohani. Efesus 6 : 12 berkata : “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”. Melalui firman Tuhan yang kita baca saat ini, kita diajarkan beberapa strategi untuk dapat Menang dalam Peperangan tersebut.

Pertama : Memiliki Urapan Allah (II Sam. 5:17);

Setiap orang percaya pasti memiliki urapan Allah. Urapan Allah adalah merupakan meterai yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat-Nya sebagai tanda bahwa Allah benar-benar telah memilih dia dan menentukan dia untuk menjadi Pemenang.
2 Kor. 1 : 21 & 22 berkata : Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Mazmur 20: 7-9 berkata : Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya. ................
Sadarlah bahwa sebagai orang yang telah diurapi, kita sedang diincar oleh iblis untuk dibinasakan. Tetaplah berada didalam pengurapan Allah, jangan biarkan api pengurapan (Roh Kudus) itu padam di dalam hatimu, sebab itu akan membuat kita binasa. Raja Daud menyadari itu, sehingga ketika ia jatuh, satu hal yang ia minta kepada Tuhan : “Janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!”. (Maz.51:13).

Kedua : Mencari Tahu Kehendak Allah ( II Sam. 5:18-23)

Seseorang yang memiliki urapan Allah, tidak akan bertindak berdasarkan pikiran atau kehendaknya sendiri. Mencari tahu dan mengerti kehendak Allah dalam doa adalah kunci keberhasilan kita dalam menghadapi setiap persoalan / peperangan.
Dalam menghadapi serangan musuhnya, Raja Daud senantiasa bertanya kepada Tuhan apakah yang harus ia perbuat. Apakah ia harus maju menghadapi musuhnya? Akankah diserahkan oleh Allah musuhnya itu?. Amsal 3 : 5 – 8 berkata : Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Ketiga : Mengandalkan dan Mengakui Kekuatan Tuhan (II Sam. 5 : 20)

Menghadapi persoalan/peperangan dengan kekuatan kita adalah suatu keputusan yang ceroboh. Persoalan/peperangan yang kita hadapi adalah sesuatu yang tidak boleh kita sepelekan begitu saja. Tidak memandang persoalan/peperangan itu kecil ataukah besar, pertolongan Tuhan tidak boleh diabaikan.
Saat Daud menghadapi Goliat seorang raksasa dari Filistin, Daud dianggap remeh oleh raksasa tersebut. Ia dihina karena karena masih muda, kemerah-merahan bahkan hanya membawa tongkat untuk melawan raksasa tersebut yang datang dengan peralatan perang yang lengkap. Tetapi Daud berkata : “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu …..(Sam. 17 : 45 – 47).
Roma 8 : 31 berkata : …. Jika Allah ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?.

Keempat : Taat Kepada Perintah Tuhan (II Sam. 5 : 25)

Mendengarkan apa yang disampaikan oleh Tuhan melalui Firman-Nya itu baik. Tetapi haruslah disertai dengan ketaatan untuk melakukan Firman tersebut. Ketaatan Raja Daud dalam melakukan apa yang Tuhan Firmankan merupakan suatu kunci penentu keberhasilan / kemenangan yang gilang-gemilang dari seluruh bangsa Israel dalam melawan bangsa Filistin. 25“Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.”.
Sebaliknya Raja Saul seorang yang diurapi Allah tetapi karena ketidaktaatannya kepada Firman Allah, akhirnya ia ditolak oleh Allah. I Sam. 15 : 22Tetapi jawab Samuel : “Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan 23Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” Raja Saul gagal meraih kemenangan, bahkan diakhir hidupnya, ia harus menderita kekalahan, dan akhirnya mati ditangan orang Filistin.
Baiklah kita mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitar kita, dan apa yang Allah inginkan dari kita dalam menyikapinya. I Petrus 5 : 8 – 11 berkata : 8“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. 9Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. 10Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengkokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. 11Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”
Saudaraku! jika kita ingin menang dalam peperangan rohani ini, maka baiklah kita Memiliki Urapan Allah, Mencari Tahu Kehendak-Nya, Mengandalkan Dia, serta Taat Kepada Perintah-Nya. Tuhan pasti akan menyertaimu! Haleluyah, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar