Kamis, 31 Juli 2025

Dari Budak Menjadi Ahli Waris. Nehemia 7:46–60

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, MAg, MTh

Pendahuluan:

Dalam kitab Nehemia 7, kita menemukan daftar panjang nama-nama orang yang kembali dari pembuangan. Di antara mereka, terdapat kelompok yang disebut Netinim (budak-budak Bait Allah) dan hamba-hamba Salomo. Mereka bukan imam, bukan raja, bukan nabi. Mereka hanyalah pelayan bait Allah yang secara sosial dianggap kecil, tetapi mendapat tempat dalam catatan kekal Firman Tuhan. Dari sinilah kita belajar bahwa Tuhan tidak memandang rendah orang yang setia melayani, walau tidak dikenal manusia.

I. Allah Menghargai Mereka yang Tidak Dihargai Manusia. Nehemia 7:46–56; Lukas 1:52; 1 Korintus 1:27–29

Kelompok Netinim terdiri dari keturunan budak yang ditetapkan untuk melayani di rumah Tuhan, melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti menimba air, memotong kayu, dan membantu pelayanan para imam. Meskipun peran mereka dianggap kecil oleh masyarakat, Alkitab menyebut mereka secara spesifik satu per satu menunjukkan bahwa Allah tidak pernah melupakan mereka yang setia, walaupun dunia tidak menghargainya. Daftar ini mencerminkan bahwa kesetiaan dalam pelayanan lebih penting daripada posisi atau pengakuan manusia.

Dalam Lukas 1:52, Maria memuji Allah dengan berkata: “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah.” Ini adalah prinsip Allah: Dia memperhatikan dan meninggikan mereka yang dianggap rendah, selama mereka hidup dalam takut akan Tuhan. Seperti halnya Netinim, banyak dari kita mungkin merasa seperti "orang kecil" dalam gereja atau masyarakat, tapi jika kita tetap setia, Tuhan akan mengangkat kita dalam waktu-Nya.

Paulus menegaskan hal ini dalam 1 Korintus 1:27–29, bahwa Allah memilih yang lemah dan hina menurut dunia untuk memalukan yang kuat dan tinggi. Pelayanan kita, sekecil apa pun, bukan tidak berarti jika dilakukan untuk Tuhan. Bahkan, mungkin justru pelayanan-pelayanan tersembunyi itulah yang mendapat upah besar di surga. Tuhan memanggil kita bukan karena siapa kita, tapi karena Dia tahu kita mau dipakai untuk kemuliaan-Nya.

II. Status Sosial Tidak Menghalangi Pelayanan Kudus. Nehemia 7:57–60; 1 Raja-raja 9:20–21; Kisah Para Rasul 10:34–35

Hamba-hamba Salomo adalah keturunan bangsa asing yang diperbudak pada masa pemerintahan Raja Salomo. Mereka berasal dari sisa-sisa bangsa Kanaan yang tidak dimusnahkan (1 Raja-raja 9:20–21), tetapi dijadikan pekerja wajib. Dalam masyarakat Israel, mereka menempati posisi bawah. Namun luar biasanya, mereka tetap ikut kembali dari pembuangan dan tetap melayani dalam rumah Allah. Ini menunjukkan bahwa pelayanan bukan soal asal-usul, tetapi soal ketaatan.

Allah tidak menutup pelayanan hanya bagi mereka yang berdarah Israel, tetapi membuka pintu bagi siapa pun yang mau taat dan hidup kudus. Hal ini ditegaskan dalam Kisah Para Rasul 10:34–35, ketika Petrus berkata, “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran, berkenan kepada-Nya.” Inilah kekayaan rahmat Tuhan yang melampaui garis keturunan dan latar belakang sosial.

Status kita di dunia tidak menentukan nilai kita di mata Tuhan. Banyak orang menolak pelayanan karena merasa tidak layak, tapi Tuhan berkata bahwa Dia memanggil bukan yang sempurna, tetapi yang bersedia. Hamba-hamba Salomo mengingatkan kita bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja, bahkan keturunan budak, untuk menjadi alat kemuliaan-Nya, asalkan kita berserah kepada-Nya sepenuh hati.

III. Nama-Nama Kecil di Mata Dunia, Tetapi Besar di Hadapan Allah. Nehemia 7:46–60; Lukas 10:20; Maleakhi 3:16

Nehemia mencatat dengan rinci nama-nama setiap keluarga dari para Netinim dan hamba Salomo. Mungkin nama-nama itu sulit dibaca, dan bahkan tidak dikenal di sejarah besar Israel. Namun, justru karena mereka disebut satu per satu, kita tahu bahwa Allah mencatat nama mereka secara pribadi, bukan sekadar angka. Di mata dunia, mereka tak penting. Tapi di mata Allah, mereka berarti. Nama mereka terukir dalam sejarah suci.

Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya dalam Lukas 10:20: “Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.” Ini adalah jaminan yang luar biasa bahwa Tuhan mencatat dan menghargai setiap orang yang melayani-Nya dengan setia, meskipun dunia tidak mengenalnya. Nama kita mungkin tidak tercatat dalam sejarah manusia, tetapi jika kita setia kepada Kristus, nama kita tercatat di kitab kehidupan.

Dalam Maleakhi 3:16, tertulis bahwa Tuhan menulis "kitab peringatan" untuk orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati nama-Nya. Ini menjadi penghiburan bagi semua pelayan Tuhan yang setia di tempat tersembunyi. Sama seperti para Netinim dan hamba Salomo, nama kita pun akan disebut oleh Tuhan sendiri, bukan karena besar di dunia, tetapi karena setia dalam pelayanan-Nya.

IV. Pelayanan Kecil yang Menghasilkan Warisan Kekal. Nehemia 7:60; Kolose 3:23–24; Galatia 6:9

Ayat terakhir dari bagian ini menyatakan jumlah total para Netinim dan hamba Salomo: 392 orang. Mereka hanyalah sebagian kecil dari ribuan yang kembali ke Yerusalem. Tapi kelompok kecil inilah yang dipercayakan untuk memelihara pelayanan bait Allah, pusat penyembahan umat Israel. Tuhan memakai jumlah kecil untuk pekerjaan besar. Ini menunjukkan bahwa kesetiaan lebih penting daripada jumlah.

Dalam Kolose 3:23–24, Paulus menasihati: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” Ayat ini menyatakan bahwa setiap pelayanan sekecil apapun punya nilai kekal jika dilakukan untuk Tuhan.

Jangan lelah melayani dalam hal yang tampaknya sepele. Seperti kata Paulus dalam Galatia 6:9: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena pada waktu yang tepat kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Para Netinim mungkin tak pernah membayangkan bahwa nama mereka akan dicatat dalam Kitab Suci, tapi kesetiaan mereka menjadikan mereka bagian dari warisan kekal bangsa pilihan Tuhan.

Penutup:

Kita hidup di dunia yang mengagungkan yang besar, populer, dan berpengaruh. Tapi Tuhan bekerja berbeda. Dia memperhatikan yang kecil, yang rendah, yang setia. Dari budak Bait Allah dan hamba Salomo, kita belajar bahwa Tuhan melihat hati, bukan status. Melalui Kristus, bahkan orang yang hina di dunia bisa diangkat menjadi anak dan ahli waris Kerajaan Allah (Galatia 4:7). Jangan menyerah dalam pelayanan. Mungkin Anda tidak dikenal dunia, tapi Tuhan mencatat nama Anda dalam Kitab Kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar