Kamis, 31 Juli 2025

Tuhan Memulihkan Umat-Nya Lewat Banyak Saluran: Belajar dari Tokoh-Tokoh Pasca-Pembuangan. (Ezra – Nehemia – Hagai – Zakharia)

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, MAg, MTh

Pendahuluan:

Pemulihan umat Allah setelah pembuangan di Babel tidak terjadi dalam sekejap, dan tidak melalui satu orang saja. Tuhan memakai berbagai tokoh, pada waktu yang berbeda, dengan fungsi dan peran yang beragam, untuk membangun kembali bangsa-Nya secara rohani, sosial, dan struktural. Dari Zerubabel hingga Nehemia, dari imam Yesua hingga nabi-nabi, kita melihat bagaimana tangan Tuhan bekerja lewat manusia.

Setiap tokoh yang datang ke Yerusalem setelah pembuangan membawa beban dan tugas masing-masing. Mereka datang dalam tiga gelombang utama pemulangan: pertama, di bawah Zerubabel (538 SM); kedua, di bawah Ezra (458 SM); dan ketiga, di bawah Nehemia (445 SM). Pemulihan itu membutuhkan waktu puluhan tahun, karena pekerjaan Tuhan bukan hanya soal bangunan fisik, tapi juga transformasi hati.

Mari kita menyimak lebih dekat peran mereka, waktu kedatangan mereka ke Yerusalem, dan apa yang Tuhan lakukan melalui mereka, agar kita juga setia dalam bagian kita masing-masing hari ini.

1. Zerubabel dan Imam Besar Yesua (538 SM): Pemulihan Mezbah dan Pondasi Rumah Tuhan. (Ezra 3:2–3; Hagai 1:12–14; Zakharia 4:6–9)

Zerubabel adalah pemimpin pertama yang memimpin umat pulang dari Babel ke Yerusalem sekitar tahun 538 SM, setelah dikeluarkannya dekrit oleh Raja Koresy dari Persia (Ezra 1:1–3). Ia adalah keturunan Daud dan diangkat sebagai gubernur Yehuda (Hagai 1:1). Bersamanya ada imam besar Yesua bin Yozadak, yang berperan dalam memimpin umat secara rohani. Prioritas pertama mereka bukan membangun tembok, tetapi memulihkan mezbah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan (Ezra 3:2–3).

Setelah membangun pondasi Bait Suci, pekerjaan mereka sempat terhenti karena tekanan musuh dan kelesuan semangat umat (Ezra 4:24). Tuhan lalu mengutus nabi Hagai dan Zakharia untuk membangkitkan kembali keberanian dan visi mereka. Pesan Zakharia 4:6 sangat kuat: “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”

Zerubabel dan Yesua mengajarkan bahwa pemulihan dimulai dari penyembahan. Di zaman ini, kita pun dipanggil untuk memprioritaskan mezbah rohani dalam keluarga dan gereja sebelum kita mengejar pembangunan yang kelihatan. Tanpa mezbah, rumah Tuhan hanyalah bangunan kosong.

2. Ezra (458 SM): Pemulihan Hukum Tuhan dan Pembentukan Karakter Rohani. (Ezra 7:6–10; Ezra 9:6–15; Nehemia 8:1–12)

Ezra datang ke Yerusalem sekitar tahun 458 SM, 80 tahun setelah Zerubabel. Ia adalah seorang imam dan ahli Taurat, keturunan Harun (Ezra 7:1–6). Ia datang dengan misi untuk mengajarkan hukum Allah kepada umat, memperkuat identitas rohani mereka, dan memimpin pertobatan nasional. Ezra 7:10 mencatat bahwa ia “bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN, melakukannya dan mengajarkan ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”

Ezra sangat terpukul ketika melihat bahwa umat yang sudah kembali justru hidup dalam kompromi, bahkan para pemimpin kawin campur dengan bangsa asing (Ezra 9:2–3). Ia merendahkan diri, berdoa dan memimpin pertobatan yang menyeluruh. Melalui Ezra, Tuhan membentuk kembali kepekaan umat terhadap Firman dan memulihkan rasa takut akan Tuhan.

Dalam Nehemia 8, Ezra berperan besar saat membacakan Taurat kepada seluruh umat, hingga mereka menangis dan bertobat. Firman Tuhan membangkitkan kembali semangat, pengertian, dan komitmen umat. Gereja hari ini sangat membutuhkan pelayanan seperti Ezra, orang-orang yang bukan hanya pintar Alkitab, tapi yang hidup di dalamnya.

3. Nehemia (445 SM): Pemulihan Perlindungan, Martabat, dan Keadilan Sosial. (Nehemia 1:1–4; 2:17–20; 4:6–20; 5:6–13)

Nehemia adalah tokoh ketiga yang datang ke Yerusalem sekitar tahun 445 SM, 13 tahun setelah Ezra. Ia adalah juru minuman Raja Artahsasta dan menjadi pejabat penting di istana Persia (Neh. 1:11). Ketika mendengar bahwa tembok Yerusalem masih runtuh dan umat dalam kehinaan, hatinya hancur dan ia berdoa dengan sungguh (Neh. 1:3–4). Tuhan menaruh beban di hatinya untuk membangun tembok Yerusalem sebagai lambang keamanan dan harga diri bangsa.

Dalam waktu singkat, hanya 52 hari, Nehemia berhasil membangun kembali tembok itu (Neh. 6:15). Ia memimpin dengan strategi, doa, dan ketegasan, menghadapi berbagai intimidasi dan pengkhianatan (Neh. 4:7–9). Namun kehebatannya bukan hanya di bidang pembangunan fisik, melainkan juga menegakkan keadilan sosial, seperti saat ia menegur para bangsawan yang menindas orang miskin (Neh. 5:6–13).

Nehemia adalah gambaran pemimpin yang rohani, tangguh, adil, dan mengabdi bagi rakyat. Ia membuktikan bahwa pelayanan bukan hanya di mimbar, tapi juga di lapangan — memimpin, menegur, melindungi, dan memulihkan martabat umat Tuhan.

4. Hagai dan Zakharia (520 SM): Pemulihan Semangat dan Pandangan Profetik. (Hagai 1:2–8; Zakharia 4:1–10; 9:9–10)

Nabi Hagai dan Zakharia melayani pada tahun 520 SM, di masa kepemimpinan Zerubabel dan Yesua. Mereka diutus untuk membangkitkan semangat umat yang mulai suam dalam membangun rumah Tuhan. Hagai menegur umat karena lebih sibuk membangun rumah sendiri daripada rumah Allah (Hagai 1:4–9), dan berkata, “Perhatikanlah keadaanmu!” Pesannya jelas: berkat Tuhan tidak terlepas dari ketaatan kita.

Zakharia menyampaikan penglihatan profetik dan dorongan rohani untuk memberi umat pengharapan masa depan. Ia menyatakan bahwa Tuhan tetap menyertai umat-Nya, dan bahwa Sang Mesias akan datang dengan damai (Zak. 9:9). Ia juga memberi semangat kepada Zerubabel: “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya” (Zakharia 4:9).

Kedua nabi ini menunjukkan bahwa kebangunan rohani butuh suara kenabian yang menegur dan menghibur. Di zaman sekarang, Tuhan juga memanggil kita untuk menjadi suara yang membangkitkan, bukan yang membiarkan umat tenggelam dalam kenyamanan rohani.

Kesimpulan: Satu Tubuh, Banyak Peran. (1 Korintus 12:4–6; Roma 12:4–8)

Dari keempat tokoh besar ini, Zerubabel, Ezra, Nehemia, dan para nabi, kita belajar bahwa Tuhan bekerja lewat berbagai orang, dengan latar belakang, panggilan, dan waktu yang berbeda. Tidak ada satu tokoh yang bisa memulihkan umat sendirian. Pemulihan total terjadi ketika semua peran berjalan dalam ketaatan.

Gereja dan umat Tuhan di masa kini juga memerlukan berbagai jenis pemimpin: yang membangun dasar ibadah, yang menanamkan Firman, yang menegakkan keadilan, dan yang memberi penglihatan rohani. Kita semua adalah bagian dari tubuh Kristus, dan tidak ada satu pun pelayanan yang lebih penting dari yang lain (1 Kor. 12:21–25).

Apakah Anda dipanggil menjadi Ezra yang mengajarkan Firman? Atau seperti Nehemia yang membela umat dan menyusun strategi? Atau seperti Hagai yang menegur dengan kasih? Temukan peran Anda dan jalani dengan setia, karena pemulihan besar selalu dimulai dari ketaatan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar