Kamis, 31 Juli 2025

“Bertumbuh dalam Firman, Teguh Melawan Kesesatan”. Efesus 4:11–16

Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, MAg, MTh

Pendahuluan:

Kita hidup di masa ketika ajaran-ajaran sesat menyusup dengan halus ke dalam kehidupan orang percaya, bahkan melalui mimbar, media sosial, dan komunitas rohani. Banyak yang tampak rohani, tetapi justru menjauhkan umat dari kebenaran Injil. Dalam Efesus 4, Rasul Paulus mengingatkan bahwa Tuhan telah memberikan gereja-Nya perangkat penting agar tidak terseret arus kesesatan: yaitu pengajaran Alkitab yang benar. Kita akan membahas empat poin penting dari teks ini tentang bagaimana pengajaran Alkitab menjadi perlindungan rohani yang kuat bagi jemaat.

1. Pengajaran Alkitab adalah Karunia Kristus untuk Memperlengkapi Jemaat. (Efesus 4:11–12)

Tuhan Yesus, sebagai Kepala Gereja, memberikan kepada tubuh Kristus peran-peran yang berfungsi untuk membangun dan memperlengkapi umat-Nya. Peran seperti rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar bukan hanya jabatan rohani, melainkan karunia strategis untuk menanamkan pengajaran yang sehat di tengah jemaat. Tujuannya jelas: supaya jemaat dapat bertumbuh, melayani, dan menjadi dewasa secara rohani.

Tanpa kehadiran pengajaran yang kuat dan terarah, gereja akan mengalami kekosongan dalam pertumbuhan rohani. Jemaat bisa aktif dalam pelayanan dan kegiatan, namun tanpa fondasi doktrinal yang benar, mereka tetap rentan terhadap kesalahan pengajaran. Oleh karena itu, pengajaran Alkitab harus menjadi pusat pembinaan gereja, bukan sekadar pelengkap ibadah.

Sebagaimana Paulus menuliskan dalam 2 Timotius 3:16–17, bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah... berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran," maka kita dapat memahami bahwa Allah memberikan Firman-Nya bukan untuk dibaca sesekali, melainkan untuk dijadikan dasar kehidupan. Pengajaran itu menjadi alat Tuhan untuk membentuk karakter Kristus dalam jemaat-Nya.

2. Tujuan Pengajaran adalah Kedewasaan Iman dan Kesatuan dalam Kristus. (Efesus 4:13)

Pengajaran Alkitab tidak sekadar untuk mengisi pikiran, tetapi untuk membawa umat kepada kesatuan iman dan kedewasaan rohani. Tujuan akhirnya adalah supaya jemaat semakin mengenal Kristus dan serupa dengan Dia. Gereja yang mengutamakan pengajaran akan menghasilkan orang percaya yang tidak hanya cerdas secara teologis, tetapi juga dewasa dalam karakter dan kasih.

Kesatuan dalam iman muncul ketika jemaat sama-sama dibentuk oleh kebenaran yang sama. Doktrin yang sehat menyatukan umat dalam arah yang benar, sementara pengajaran yang menyimpang menciptakan perpecahan dan kebingungan. Maka dari itu, pendidikan rohani yang terencana dan berkelanjutan sangat penting agar gereja memiliki dasar yang sama dalam mengikut Kristus.

Hal ini ditegaskan juga dalam Kolose 2:6–7, "Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia..." Akar yang dalam dalam Firman Tuhan menjadikan hidup rohani kita stabil. Tanpa pengajaran yang benar, iman jemaat akan rapuh dan mudah digoyahkan oleh kesesatan.

3. Tanpa Pengajaran, Jemaat Mudah Disesatkan. (Efesus 4:14)

Rasul Paulus memperingatkan bahwa tanpa pengajaran yang kokoh, jemaat akan seperti anak-anak—mudah dipengaruhi, tidak stabil, dan gampang terbawa arus pengajaran palsu. Ini gambaran jemaat yang tidak memiliki dasar iman yang kuat, sehingga tidak bisa membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Mereka mudah percaya karena tidak terbiasa menguji pengajaran berdasarkan Firman Tuhan.

Banyak ajaran sesat hari ini datang bukan dengan terang-terangan menyangkal Kristus, tapi dengan membelokkan sebagian kebenaran. Mereka menggunakan bahasa rohani, ayat-ayat terpotong, dan retorika yang menggoda. Inilah sebabnya pengajaran Alkitab harus dilakukan secara sistematis dan utuh, agar jemaat tidak hanya tahu “sebagian” kebenaran, tetapi memahami keseluruhan konteksnya.

Yesus sendiri memperingatkan dalam *Matius 24:24*, "Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga." Ini menjadi pengingat serius bahwa tidak cukup hanya menjadi pengikut Kristus, kita juga harus mengakar dalam Firman agar tidak mudah ditipu oleh tanda-tanda yang menyesatkan.

4. Firman Tuhan Menumbuhkan Jemaat dalam Kasih dan Kebenaran. (Efesus 4:15–16)

Solusi untuk menghadapi ajaran palsu bukan hanya dengan menolaknya, tapi dengan membangun jemaat dalam kasih dan kebenaran. Paulus mengatakan bahwa kita harus "berpegang kepada kebenaran di dalam kasih" artinya, kebenaran Alkitab harus disampaikan dan dijalani dalam kasih, bukan dalam kebencian atau arogansi rohani. Jemaat yang dibangun dalam kasih dan kebenaran akan saling memperkuat dan saling menumbuhkan.

Firman Tuhan tidak hanya membentuk individu, tapi juga membentuk komunitas. Gereja yang dibina melalui pengajaran Alkitab akan menjadi tubuh Kristus yang sehat, harmonis, dan efektif dalam pelayanan. Jemaat seperti ini mampu menghadapi tekanan dunia luar dengan kesatuan yang kuat dan kasih yang tulus.

Dalam *Mazmur 1:2–3*, digambarkan orang yang hidupnya berakar dalam Firman Tuhan akan "seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air," yang daunnya tidak layu dan menghasilkan buah pada waktunya. Begitu pula gereja yang dibangun dalam Firman, akan kuat menghadapi musim apa pun, tidak kering secara rohani, dan tetap menghasilkan buah bagi kemuliaan Tuhan.

Penutup:

Saudara-saudari yang terkasih, ajaran sesat bukan hanya masalah doktrin, tetapi masalah ketahanan iman. Jemaat yang tidak berakar dalam Firman akan mudah tumbang. Namun, jemaat yang dilatih dan dibina dalam pengajaran Alkitab yang benar akan berdiri kokoh, dewasa, dan bersinar sebagai terang di dunia yang gelap ini. Mari kita kembali menempatkan Firman Tuhan sebagai pusat dari kehidupan rohani dan komunitas gereja kita.

📖 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah...” (Roma 12:2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar