Yang disebut barangka atau
brangka adalah semua bagian yg berada di bawah jembatan (jembatan bahasa siau =
dudoku), dasarnya biasanya digali sedalam kira-kira 30 cm dengan tujuan untuk
menghambat arus air yang akan mengalir melewati bantaran sungai tersebut.
Jaman dulu masyarakat Siau membangun dudoku dengan
bahan dasar kapur sebagai pengganti semen (mungkin jaman itu semen termasuk
bahan yang langka atau memang mereka lebih memilih kapur, karena terbukti kapur cukup bertahan dalam menopang/mengikat bangunan). Tak
ada besi sebagai rangka dudoku. Semua bahan dasarnya alami, murni produk lokal.
Jika kita masuk ke dalam barangka, maka akan terlihat jelas serbuk kapur yg
berwarna putih mengikat pasir dan campuran batu dengan kompaknya.
Sisi lain yang khas dari barangka
adalah sebagai tempat yang nyaman bagi kaum adam untuk membuang hajat diwaktu
pagi/dini hari. Kebiasaan klasik sebagaimana mereka biasanya mengunjungi
pantai-pantai tertentu di waktu yang sama. Bedanya, sekarang ini masyarakat
sudah tidak lagi ke barangka dengan maksud itu. Barangka telah menjadi sepi.
Di Kampung Talawid dan Mahuneni ada beberapa barangka
yang cukup dikenal, misalnya Barangka Panding dan Barangka Tangka, dan yang
masih alami adalah Barangka Panding, sedangkan Barangka Tangka pernah
direnovasi, sebagaimana terlihat pada foto di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar