I Petrus 2 : 11 - 17
16 “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (pasal 6 : 15 – 23), Rasul Paulus menekankan tentang 2 (dua) macam perhambaan, yakni hamba dosa (hamba Iblis) dan hamba kebenaran (hamba Allah).
Sebelum kita mengenal Kristus, kita adalah hamba dosa yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Perbuatan-perbuatan tersebut seperti yang dicatat dalam Galatia 5 : 19– 21 yakni tentang perbuatan-perbuatan daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya,) yang membuat kita tidak mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah.
Ketika kita mengenal Kristus Yesus dan memutuskan untuk menerima dan mengikuti Dia, maka kehidupan kita dibebaskan dari kuasa dosa, dan kemudian diberikan kemenangan / kemerdekaan untuk hidup dalam suatu kehidupan yang baru (dilahirkan kembali). I Petrus 1: 8–19, 23 berkata : “18 Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal”
Hidup sebagai orang merdeka itu artinya tidak lagi menjadi hamba si setan. TUHAN YESUS telah memerdekakan kita dari penjajahan dosa dengan memberikan Tubuh dan Darah-NYA sendiri. Penebusan yang dilakukan oleh YESUS KRISTUS itulah yang membuat kita merdeka. Merdeka di sini bukan berarti kita menjadi orang yang semau gue. Rasul Petrus menambahkan, bahwa kita harus hidup sebagai hamba ALLAH. Hidup sebagai hamba Allah berarti kita harus menjadi hamba Tuhan. Menjadi hamba Tuhan berarti kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan kepada sesama kita. Di sinilah terletak penekanan yang sangat penting itu, dimana banyak orang Kristen belum menyadari bahwa ketika ia telah menjadi milik Kristus, maka mau atau tidak mau ia harus terlibat di dalam pelayanan pekerjaan Tuhan di tengah dunia ini. Sebagaimana Kristus telah mewariskan suatu teladan dalam kehidupan kita, demikian kita yang hidup dalam Kristus wajib mengikuti apa yang telah ia lakukan. Yohanes 2 : 6 berkata : “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” I Petrus 2 : 21 berkata : “Sebab untuk itulah kamu dipanggil. Karena Kristus pun telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
Bagaimana sesungguhnya teladan kehidupan Kristus itu sendiri?. Menjadi seorang hamba Allah!. Filipi 2 : 5 - 8 berkata : “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Itulah sebabnya lewat kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk menjadi hamba Tuhan yaitu dengan memberi diri kita untuk melayani pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita.
Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani, jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasihati. Roma 12 : 4 – 8). Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, memberikan iman, karunia untuk menyembuhkan, karunia untuk mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, karunia untuk menafsirkan bahasa roh. Kor. 12 : 4 – 31). Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Ef. 4 : 11 – 16). (Bersambung ……………)
Tuhan Yesus kiranya menganugerahkan karunia-karunia rohani dalam kehidupan kita, untuk memperlengkapi Gereja-Nya demi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Amin.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (pasal 6 : 15 – 23), Rasul Paulus menekankan tentang 2 (dua) macam perhambaan, yakni hamba dosa (hamba Iblis) dan hamba kebenaran (hamba Allah).
Sebelum kita mengenal Kristus, kita adalah hamba dosa yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Perbuatan-perbuatan tersebut seperti yang dicatat dalam Galatia 5 : 19– 21 yakni tentang perbuatan-perbuatan daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya,) yang membuat kita tidak mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah.
Ketika kita mengenal Kristus Yesus dan memutuskan untuk menerima dan mengikuti Dia, maka kehidupan kita dibebaskan dari kuasa dosa, dan kemudian diberikan kemenangan / kemerdekaan untuk hidup dalam suatu kehidupan yang baru (dilahirkan kembali). I Petrus 1: 8–19, 23 berkata : “18 Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal”
Hidup sebagai orang merdeka itu artinya tidak lagi menjadi hamba si setan. TUHAN YESUS telah memerdekakan kita dari penjajahan dosa dengan memberikan Tubuh dan Darah-NYA sendiri. Penebusan yang dilakukan oleh YESUS KRISTUS itulah yang membuat kita merdeka. Merdeka di sini bukan berarti kita menjadi orang yang semau gue. Rasul Petrus menambahkan, bahwa kita harus hidup sebagai hamba ALLAH. Hidup sebagai hamba Allah berarti kita harus menjadi hamba Tuhan. Menjadi hamba Tuhan berarti kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan kepada sesama kita. Di sinilah terletak penekanan yang sangat penting itu, dimana banyak orang Kristen belum menyadari bahwa ketika ia telah menjadi milik Kristus, maka mau atau tidak mau ia harus terlibat di dalam pelayanan pekerjaan Tuhan di tengah dunia ini. Sebagaimana Kristus telah mewariskan suatu teladan dalam kehidupan kita, demikian kita yang hidup dalam Kristus wajib mengikuti apa yang telah ia lakukan. Yohanes 2 : 6 berkata : “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” I Petrus 2 : 21 berkata : “Sebab untuk itulah kamu dipanggil. Karena Kristus pun telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
Bagaimana sesungguhnya teladan kehidupan Kristus itu sendiri?. Menjadi seorang hamba Allah!. Filipi 2 : 5 - 8 berkata : “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Itulah sebabnya lewat kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk menjadi hamba Tuhan yaitu dengan memberi diri kita untuk melayani pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita.
Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani, jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasihati. Roma 12 : 4 – 8). Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, memberikan iman, karunia untuk menyembuhkan, karunia untuk mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, karunia untuk menafsirkan bahasa roh. Kor. 12 : 4 – 31). Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Ef. 4 : 11 – 16). (Bersambung ……………)
Tuhan Yesus kiranya menganugerahkan karunia-karunia rohani dalam kehidupan kita, untuk memperlengkapi Gereja-Nya demi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar