Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, M.Ag. (Cand.)
Ayat 8 dan 9 : Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."
Musa adalah seorang hamba Allah yang
diberikan perintah khusus untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir,
dari tanah perbudakan menuju ke suatu negeri yang berlimpah susu dan madunya,
suatu Tanah Perjanjian yang diberikan oleh Tuhan kepada Abraham dan
keturunannya.
Sebagai umat pilihan Allah, bangsa
Israel menjadi suatu bangsa yang sangat istimewa dalam pemandangan Allah. Allah
berkeinginan mewujudkan misinya bagi manusia melalui bangsa ini. Allah
berkenaan menyatakan firmanNya kepada manusia melalui mereka.
Mendirikan Kemah Suci, merupakan suatu
perintah Allah kepada Musa dengan maksud supaya Allah berdiam di tengah-tengah
bangsa Israel. Allah yang Maha Kudus rindu untuk berada dekat dengan umat
pilihanNya tersebut. Oleh karena itu, untuk mendirikan suatu tempat kediaman
Allah di tengah-tengah umat pilihanNya, maka segala sesuatunya haruslah dibuat
berdasarkan kehendak Allah. Itulah sebabnya Musa diperintahkan mendirikan Kemah
Suci tersebut menurut segala apa yang ditunjukkan Allah kepadanya sebagai
contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah Musa
harus membuatnya.
Allah
Menunjukkan Kepada Musa Contoh Kemah Suci.
Ay. 9a
Kemah Suci ini merupakan rancangan
Allah sendiri. Allah bertindak sebagai Arsiteknya. Artinya bahwa ini merupakan proyek
Allah untuk manusia yang Ia ingin wujudkan melalui Musa, hamba-Nya. Allah
menunjukkan pola Kemah Suci tersebut supaya Musa dapat melihat gambarnya dan
membuat Kemah Suci tersebut sesuai dengan gambar tersebut.
Kenapa hal ini harus demikian ? karena
ini merupakan proyek Allah Yang Kudus. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa,
tidak mampu merancangkan sesuatu yang Ilahi, sesuatu yang kudus, sesuatu yang
berkenaan kepada Allah, melainkan Allah-lah yang harus bertindak sebagai
perancang.
Kecenderungan manusia yang berdosa
adalah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan hatinya yang berdosa itu.
Manusia tidak dapat berkenaan kepada Allah jika Allah tidak menjunjukkan
jalanNya kepada manusia. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka
berusaha menyematkan daun ara untuk menutupi ketelanjangan mereka. Tetapi Allah
menjumpai mereka dan menutupi ketelanjangan mereka dengan membuat pakaian dari
kulit binatang untuk manusia itu dan untuk isterinya lalu mengenakannya kepada
mereka. Suatu gambaran pengorbanan yang akan digenapkan melalui pengorbanan
Kristus di tiang kayu salib, korban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus-lah yang akan
menguduskan manusia sehingga manusia dapat berkanaan kepada Allah.
Allah
Menghendaki UmatNya Memberi Dengan Ketulusan Hati. Ay. 2.
"Katakanlah kepada
orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap
orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku
itu”.
Dalam proyek Ilahi ini (mendirikan
Kemah Suci), Allah tidak bekerja sendiri, Ia menghendaki keterlibatan umat
pilihanNya yang terdorong hatinya untuk memberi persembahan khusus.
Pekerjaan Tuhan harus dibangun
berdasarkan ketulusan hati, tidak dengan paksaan. Allah tidak bertindak
otoriter, Allah menghendaki manusia memakai kehendak bebas (free well) untuk mewujudkan
visi dan misiNya dalam dunia ini.
Umat
Allah Harus Membawa Persembahan Yang Berharga. Ay. 3-7.
Inilah persembahan khusus
yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga; kain ungu tua,
kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing; kulit domba
jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga; minyak untuk
lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar