Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, S.T, S.Th, M.Ag, M.Th.
Pendahuluan:
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Dalam kehidupan ini, kita semua pasti pernah mengalami perpisahan, entah karena jarak, perbedaan, atau kematian. Perpisahan seringkali menghadirkan rasa takut, cemas, bahkan hampa. Murid-murid Yesus pun menghadapi momen semacam itu. Mereka mendengar bahwa Sang Guru, yang selama ini berjalan bersama mereka, akan segera pergi. Mereka takut dan bingung. Tetapi Yesus, sebagai Gembala yang baik, tidak membiarkan mereka larut dalam kekhawatiran.
Dalam Yohanes 14, kita mendapati sebuah penghiburan yang agung. Yesus memberikan janji luar biasa bahwa meskipun Ia akan pergi secara fisik, Dia akan tetap hadir secara rohani melalui pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, yaitu Roh Kudus. Roh Kudus bukan hanya pengganti Yesus, melainkan kehadiran Allah sendiri di tengah-tengah dan dalam diri umat-Nya. Janji ini bukan hanya untuk para murid di abad pertama, tetapi juga untuk kita semua yang percaya kepada-Nya hari ini.
Melalui bagian ini, kita akan belajar bahwa kehadiran Roh Kudus sangat penting bagi setiap orang percaya. Tanpa Dia, kita seperti anak yatim secara rohani — berjalan sendiri dan kehilangan arah. Tapi dengan Dia, kita diperlengkapi, dikuatkan, dan dituntun untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mari kita membuka hati untuk memahami lebih dalam siapa Roh Kudus itu dan apa peran-Nya dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus.
I. Roh Kudus Diberikan kepada Orang yang Mengasihi dan Menaati Kristus (ayat 15–17)
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yoh. 14:15-16).
Yesus memulai dengan sebuah pernyataan yang sangat dalam: kasih kepada-Nya dinyatakan lewat ketaatan. Ini bukan kasih yang sekadar di bibir, melainkan yang nyata dalam hidup sehari-hari. Dan kepada orang yang demikian, Yesus menjanjikan seorang Penolong yang lain, yaitu Roh Kudus.
Kata “Penolong” (Yunani: Paraklētos) berarti seorang yang mendampingi, membela, menghibur, dan menolong. Roh Kudus bukan sekadar kekuatan, tetapi pribadi ilahi yang menyertai kita selama-lamanya.
Yesus menekankan bahwa dunia tidak dapat menerima Roh Kudus karena mereka tidak mengenal Dia. Tapi kita, sebagai orang percaya, bukan hanya mengenal-Nya, melainkan juga ditinggali oleh-Nya (bdk. 1 Korintus 6:19).
Roh Kudus bukan hanya penolong dari luar, tetapi kehadiran Tuhan yang tinggal di dalam hati orang percaya.
II. Roh Kudus Membawa Kehadiran Kristus dalam Hidup Kita (ayat 18–21)
“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” (Yoh. 14:18)
Yesus tahu bahwa pra murid akan merasa kehilangan. Ia tahu betapa sulitnya menghadapi dunia tanpa pemimpin. Tapi Dia meyakinkan mereka: "Aku datang kembali kepadamu." Ini bukan hanya menunjuk pada kebangkitan, tapi lebih dalam — menunjuk pada kehadiran-Nya melalui Roh Kudus.
Roh Kudus adalah wujud nyata bahwa Yesus tidak meninggalkan kita sendirian. Di dalam Dia, kita tidak seperti anak yatim secara rohani. Kita tidak kehilangan arah. Kita tahu bahwa kita milik Yesus, dan Yesus hidup di dalam kita (Galatia 2:20).
Ayat 21 menegaskan bahwa siapa yang mengasihi dan menuruti perintah-Nya akan menerima pernyataan diri dari Yesus. Roh Kuduslah yang membuat kita mengalami kehadiran Kristus secara pribadi, bukan sekadar secara intelektual, tetapi secara nyata dan rohani.
III. Roh Kudus Mengajarkan dan Mengingatkan Firman Tuhan (ayat 25–26)
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh. 14:26).
Roh Kudus berpera penting dalam pemahaman kebenaran firman Tuhan. Ia adalah pengajar ilahi yang membawa kita masuk dalam kedalaman pengenalan akan Kristus. Ketika kita membaca Alkitab, bukan hanya pikiran kita yang bekerja, tetapi Roh Kudus yang menerangi hati dan pikiran kita (1 Korintus 2:10–12).
Bahkan saat kita lupa atau bingung, Roh Kudus mengingatkan kembali perkataan Kristus. Dalam pelayanan, penghiburan, atau keputusan hidup, Roh Kudus sering membawa kembali firman Tuhan yang dulu pernah kita dengar atau baca. Inilah pekerjaan-Nya yang terus aktif.
Itulah sebabnya penting bagi kita untuk membuka diri kepada pimpinan-Nya dan menyediakan ruang bagi firman Tuhan dalam hati kita (Mazmur 119:11). Karena Roh Kudus memakai firman yang tertanam dalam hati untuk mengajar dan menuntun kita.
IV. Roh Kudus Memberikan Damai Sejahtera dan Menuntun kepada Ketaatan (ayat 27–31)
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu… Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh. 14:27)
Dunia menawarkan damai yang bersifat sementara dan semu, tapi Yesus memberi damai yang melampaui pengertian (Filipi 4:7). Damai ini datang karena kehadiran Roh Kudus, Penolong yang selalu ada bersama kita.
Roh Kudus menguatkan hati kita saat menghadapi penderitaan, ketidakpastian, dan tekanan hidup. Saat kita merasa gentar, Dia mengingatkan janji-janji Tuhan. Dia bukan hanya membawa ketenangan, tetapi memberi keberanian untuk taat dan tetap setia, seperti teladan Yesus dalam ayat 31 yang berkata: “Supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
Jadi, Roh Kudus membawa damai dan sekaligus menuntun kita kepada ketaatan sejati, bukan karena terpaksa, tetapi karena kasih kepada Tuhan.
Penutup :
Saudara yang terkasih,
Kita telah melihat bahwa Roh Kudus bukanlah konsep yang jauh dan abstrak. Ia adalah pribadi Allah yang tinggal di dalam kita, yang diberikan kepada mereka yang mengasihi dan menaati Kristus. Ia membawa kehadiran Yesus dalam hidup kita, mengajar dan mengingatkan kita akan firman-Nya, serta mencurahkan damai sejahtera surgawi yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Tanpa Roh Kudus, kita akan mudah tersesat, lemah, dan goyah dalam iman kita.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk hidup dalam keintiman dengan Roh Kudus setiap hari. Dia bukan hanya untuk hari Minggu atau saat kita berdoa saja, tetapi Dia adalah Penolong yang setia setiap saat. Marilah kita membuka hati, mendengarkan suara-Nya, dan taat pada pimpinan-Nya. Jangan menolak-Nya, jangan padamkan pekerjaan-Nya, sebab hanya dalam penyertaan-Nya kita bisa bertahan dan bertumbuh dalam iman.
Akhirnya, marilah saat ini kita belajar untuk menginstopeksi diri kita : Apakah Roh Kudus sungguh hadir dan memimpin hidup kita? Apakah kita memberi-Nya tempat untuk bekerja dalam hati dan pikiran kita? Jika belum, mari kita berdoa agar Tuhan memperbarui hati kita. Jika sudah, marilah kita terus hidup dalam persekutuan dengan-Nya. Sebab hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah hidup yang penuh damai, pengertian akan kebenaran, dan kekuatan untuk setia kepada Kristus sampai akhir.