Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh.
Pendahuluan
Dari
penyelidikan melalui Konkordansi Alkitab, didapati bahwa Istilah “Anak Daud”
memang hanya terdapat dalam Injil Sinoptis (Matius, Markus dan Lukas). Terdapat
16 ayat dalam Injil Sinoptis yang menyatakan Yesus sebagai Anak Daud. Yakni 9
ayat ditemukan dalam Injil Matius : Matius 1 : 1, Matius 9 : 27, Matius 12 : 23,
Matius 15 : 22, Matius 20 : 30, Matius 20 : 31, Matius 21 : 9, Matius 21 : 15,
dan Matius 22 : 42 - 45 : 42; 3 ayat ditemukan dalam Injil Markus, yakni : Markus
10 : 47, Markus 10 : 48 dan Markus 12 :
35 – 37 : 35; kemudian 4 ayat ditemukan dalam Injil Lukas, yakni : Lukas 1 : 32
– 33 : 32, Lukas 18 : 38, Lukas 18 : 39 dan Lukas 20 : 41-44 : 41.
Dari
sejumlah ayat tersebut di atas, penyebutan Anak Daud yang disandangkan kepada
Tuhan Yesus selalu dikaitkan oleh orang-orang Yahudi dengan suatu mujizat yang
Yesus lakukan, ataupun harapan mujizat yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus
kepada mereka yang membutuhkan pertolongan-Nya. Misalnya dalam Matius 9 : 27,
dimana dikisahkan tentang dua orang buta yang mengikuti Yesus sambil
berseru-seru dan berkata : “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Juga dalam Matius 12 : 32 -37, dimana
dikisahkan seseorang yang kerasukan setan sehingga orang itu menjadi buta dan
bisu, dan Yesus menyembuhkannya. Orang banyak disitu kemudian berkata : “Ia ini
agaknya Anak Daud.” Meskipun orang-orang Farisi yang mendengar perkataan
tersebut menjadi tidak senang sehingga menuding Yesus mengusir setan dengan kuasa
Beelzebul, penghulu setan.
Dan masih
banyak lagi hal-hal yang terkait dengan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus
yang dihubungkan dengan keberadaanNya sebagai “Anak Daud”. Seorang perempuan
Kanaan yang percaya dan meminta kepada Yesus untuk menyembuhkan anak
perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita, perempuan tersebut
berseru : “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan
kerasukan setan dan menderita (Mat. 15 : 21 – 28); dua orang buta yang duduk di
pinggir jalan yang mendengar bahwa Yesus lewat, sehingga mereka berseru :
“Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami”. Meskipun orang banyak menegor mereka,
tapi mereka tetap berseru, bahkan semakin keras, sampai akhirnya Yesus mau
menolong mereka sehingga mereka disembuhkan dan dapat melihat (Mat. 20 : 29 –
34).
Menjadi
suatu pertanyaan, bagaimana mungkin Yesus yang lahir kurang lebih 1000 tahun
setelah Raja Daud tersebut dikatakan sebagai Anak Daud ? Sedangkan umat Israel
sebagaimana kesaksian dalam ayat-ayat Alkitab diatas, dengan yakin dan jelas
mengatakan bahwa Dia adalah Anak Daud. Apa yang maksud dengan pernyataan /
kesaksian Yesus “Anak Daud” sebagaimana dimaksud diatas?
Hubungan Antara Yesus Kristus dan Daud
Untuk
menjawab pertanyaan sebagaimana dimaksud diatas, pertama sekali kita harus
mengetahui hubungan antara Yesus Kristus dan Daud. Hubungan antara Yesus
Kristus dan Raja Daud dapat kita temukan dalam Matius pasal 1 tentang silsilah
Yesus Kristus, yang dikatakan anak Daud, dan juga anak Abraham.
Dari
Kitab Injil Matius 1 : 1 – 17, menjadi jelas bagi kita bahwa Yesus Kristus
merupakan keturunan dari Raja Daud secara turun-temurun, dan merupakan generasi
yang ke 28 dari Raja Daud. Sedangkan Daud sendiri merupakan keturunan Abraham
dari generasi yang ke-14. Hal ini berarti bahwa Yesus juga merupakan keturunan
Abraham dan merupakan keturunan dari generasi yang ke – 42, sehingga Yesus
disebut juga sebagai Anak Abraham (lihat ayat 17).
Abraham
dan Daud merupakan dua tokoh penting dalam sejarah Bangsa Israel, karena
melalui keduanya, Allah telah membuat suatu perjanjian besar yang disebut
sebagai Perjanjian Abraham dan Perjanjian Daud. Orang-Orang Yahudi terutama
dalam Perjanjian Baru selalu mengkaitkan diri mereka berasal dari keturunan
Abraham dan Daud. Mereka sangat bangga dengan gelar itu (Mat. 3 : 9; Luk. 1 :
73; Luk. 3 : 8; Yoh. 8 : 39, 53; Kis. 2 : 29; Kis. 7 : 2; Roma 4 : 1, 12, 16,
18; Ibr. 7 : 4; Yak. 2 : 21.
Perjanjian Abraham dan Perjanjian Daud
Meskipun
Yesus juga disebutkan sebagai Anak Abraham, namun mengapa kemudian nama Anak Daud
menjadi lebih menonjol disebutkan daripada nama-nama lainnya, termasuk Abraham
ataupun Yusuf yang merupakan ayah dari Yesus sendiri atau lebih tepatnya Yusuf suami
Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus (Mat. 1 : 16) ?
Jawabannya
adalah bahwa melalui Daud sebagai orang yang dikasihi oleh Allah, Allah telah
membuat suatu perjanjian yang penting, yang disebutkan sebagai Perjanjian Daud
(2 Samuel 7 : 9-16). Meskipun isi Perjanjian Daud tersebut juga terkait dengan
Perjanjian Allah dengan Abraham yang juga disebut Perjanjian Abraham, yakni :
Tuhan berjanji untuk menjadikan nama Daud besar (ay. 9) serupa dengan janji
Allah kepada Abraham (Kej. 12 : 2); Tuhan menjanjikan suatu tempat dimana Ia
akan menanamkan Israel (ay. 10), yang merupakan persamaan dengan janji Allah
untuk memberi suatu negeri kepada Abraham, dan janji untuk menjadikan negeri
itu suatu tempat yang aman (ay. 10-11) yang mengingatkan pada janji Tuhan bahwa
Ia akan mengutuk mereka yang mengutuk Abraham (Kej. 12 : 3). Tiga bagian
pertama dari perjanjian Daud ini adalah menempatkan Daud dalam garis keturunan
Abraham dan menunjukkan subordinasi perjanjian itu terhadap perjanjian Abraham.
Namun terdapat sesuatu yang berbeda / yang lain dari isi Perjanjian Daud
tersebut yang dapat dilihat dalam ayat ke 12 dari Kitab II Samuel pasal 7,
yakni disana dijanjikan bahwa keturunan Daud akan ditetapkan di atas takhta
kerajaan sesudah dia, pengganti Daud akan mendirikan Bait Suci yang ingin
sekali didirikan oleh Daud (ay. 14), isi perjanjian ini juga merujuk kepada
Salomo sebagai anak Daud. Lihat Survey Perjanjian Lama – Hill dan Walton.
Dan yang
paling penting dalam perjanjian Daud ini, adalah tentang mengkokohkan takhta
kerajaan untuk selama-lamanya atas keturunan Daud, serta janji Allah untuk
menjadi Bapanya, dan keturunan Daud tersebut akan menjadi anak-Nya, yang
merujuk kepada Yesus yang adalah Mesias yang dijanjikan yang berasal dari
Keturunan Daud. Tentang hal ini, dijabarkan dengan jelas dalam Luk. 1 : 69;
Yoh. 7 : 42; Kis. 2 : 30; Roma 1 : 1 – 6; 2 Tim. 2 : 8; Wahyu 22 : 16 , dll.
Kesimpulan
Mulai
dari Matius pasal 1 menjabarkan bukti silsilah Yesus yang dari sisi
kemanusiaan-Nya berasal dari keturunan Daud melalui Yusuf. Juga dalam Lukas
pasal 3 menjabarkan silsilah Yesus dari garis keturunan ibunya, Maria yang juga
merupakan keturunan Daud. Namun yang terutama bahwa Kristus disebut sebagai
Anak Daud, merujuk kepada gelar Mesias-Nya seperti yang dinubuatkan dalam 2
Samuel 7 : 9 - 16.
Dalam
Matius 22 : 41-46; Mrk. 12 : 35 – 37; dan
Luk. 20 : 41 – 44 dikisahkan terjadi suatu percakapan antara Tuhan Yesus
dengan orang-orang Farisi tentang Mesias yang diakui oleh orang Farisi sebagai
“Anak Daud”. Tuhan Yesus sendiri bertanya kepada mereka : “Jika demikian,
bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya …… jika Daud
menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula ?. Pertanyaanya yang
kemudian mereka (orang Farisi) tidak menjawabnya.