Oleh : Fredrik Dandel, ST, STh(Cand.)
AMSAL 6 : 1 - 5
1 Hai anakku, jikalau engkau menjadi
penanggung sesamamu,
dan
membuat persetujuan dengan orang lain;
2
jikalau engkau terjerat dalam perkataan mulutmu,
tertangkap
dalam perkataan mulutmu,
3
buatlah begini, hai anakku, dan lepaskanlah dirimu,
karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu:
pergilah, berlututlah, dan desaklah sesamamu itu;
4
janganlah membiarkan matamu tidur,
dan
kelopak matamu mengantuk;
5
lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan,
seperti
burung dari pada tangan pemikat.
Dalam menafsir Kitab Amsal, pertama sekali
kita harus memahami tema teologi sebagai pagar pengaman, yakni : Kitab Amsal adalah
Konsep “Makmur|”.
Kemudian Prinsip-Prinsip penafsiran : Pada
Amsal 6 : 1 – 5 di atas, merupakan paralisme sinonim bukan paralisme
antitetik., maupun sintetik. Dimana baris kedua mengulang pengertian yang
sama di baris pertaman dengan makna yang sama / mirip.
Paralisme sinonim berdasarkan versi saya
sendiri untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :
Pertama : Kondisi yang dialami ‘”si anak” terletak pada pasal 1 dan pasal 2 :
menjadi
penanggung sesamamu,
membuat persetujuan dengan orang lain;
terjerat
dalam perkataan mulutmu,
tertangkap dalam perkataan mulutmu,
dimana ungkapan “penanggung
sesama” sejajar dengan arti “membuat persetujuan dengan orang lain”
dan kata “terjerat” sejajar dengan arti “tertangkap”. Yang
mengindikasikan suatu perbuatan lalai atau gegabah atau kurang perhitungan yang
dibuat oleh “si anak” sehingga menyebabkannya berada dalam kondisi seperti
tersebut di atas.
Kedua : Saran oleh Penulis Amsal jika ”si anak” mengalami kondisi demikian, terletak pada pasal 3 sampai pasal 5 :
lepaskanlah dirimu,
pergilah, berlututlah, dan desaklah
sesamamu itu;
janganlah membiarkan matamu tidur,
dan kelopak matamu mengantuk;
lepaskanlah dirimu seperti kijang dari
pada tangkapan,
seperti
burung dari pada tangan pemikat.
Ketiga
: 3 kata kunci untuk memahami teks ini, adalah sebagai berikut : penanggung, (ay.1), terjerat (ay.2) dan lepaskan
(ay.3).
Keempat : kegunaan ayat 4 dalam keseluruhan 6 : 1 –
4 adalah : merupakan
pengulangan dan penegasan dari ayat 3, tentang saran dari penulis Amsal kepada
“si anak” yang mengalami hal sebagaimana pada ayat 1 dan 2. Supaya ia harus
dengan sungguh-sungguh menyikapi persoalan hidup yang dia alami, tidak dengan
cara santai.
Kelima : peran bahasa kiasan “kijang” dan “burung” dalam memahami teks ini adalah : menggambarkan suatu kondisi bebas / lepas sebagaimana “Kijang” yang adalah merupakan representasi binatang darat yang sangat lincah dan gesit dalam membebaskan dirinya dari perangkap atau kejaran musuhnya, serta sebagaimana “burung” yang merupakan representasi binatang di udara yang gesit dan bebas untuk terbang semaunya.
Kesimpulannya :
Melalui Amsal 6 : 1 – 5, Penulis
(Salomo, seorang yang penuh hikmat Allah) mengajarkan kepada kita supaya dalam bertindak
kita selalu harus berhati-hati, waspada, perlu banyak pertimbangan, bijaksana, penuh
dengan hikmat, dan tidak bodoh, sehingga kita tidak menjadi penanggung sesama
(sebuah adat yang kuat di Israel, yang banyak ditentang penyalahgunaannya;
Amsal 11:15, 17:18; 20:16; 22:26-27), terjerat dalam berbagai masalah yang
disebabkan oleh keteledoran perkataan mulut dalam menyampaikan sesuatu.
Namun jikalaupun kita karena kebodohan
atau keteledoran kita sendiri telah terjerat dengan permasalahan hutang sebagaimana
tersebut diatas, maka Penulis Amsal memberikan nasihat kepada kita agar supaya
kita berusaha untuk keluar dari jerat itu secepat mungkin, tidak membuang-buang
waktu lagi, tidak menyayangkan tenaga, dan segera membereskan permasalaan-permasalahan
kita. Lebih baik merendahkan diri untuk mendapatkan kemudahan daripada
menghancurkan diri kita sendiri karena kebebalan dan keangkuhan kita. Desaklah
sesamamu itu, yakinkanlah temanmu itu dengan melepaskan dirimu dari
ikatan-ikatannya.
Jika kita harus berupaya untuk
menghapuskan utang-utang kita kepada sesama manusia, maka terlebih lagi kita
harus berupaya untuk berdamai dengan Allah. Rendahkanlah dirimu kepada-Nya,
pastikanlah bahwa Kristus adalah temanmu, menjadi Pengantara bagimu. Berdoalah
dengan sungguh-sungguh agar dosa-dosamu diampuni, dan kita tidak dibiarkan
terjerumus ke dalam lubang kebinasaan. Janganlah membiarkan matamu tidur, dan
kelopak matamu mengantuk, sampai semua ini dilakukan.
HALELUYAH ……..
TERPUJILAH
TUHAN YESUS KRISTUS
AMIN ….. !!!