Moment Ulang Tahun GBI PETRA Talawid yang ke-3 Tahun.
Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, S.T, S.Th, M.Ag, M.Th.
(Gembala Jemaat GBI PETRA Talawid)
Pendahuluan
Tiga tahun mungkin terlihat singkat dalam perjalanan sebuah gereja, tetapi bagi yang menghidupi setiap prosesnya, ini adalah waktu yang penuh perjuangan, pembentukan, dan pertumbuhan iman. GBI Petra telah mengalami campur tangan Tuhan sejak hari pertama berdiri, melalui masa awal yang mungkin belum ideal, hingga mengalami pertambahan baik secara rohani maupun jumlah. Di balik semua itu, satu hal yang paling menentukan adalah: apa yang menjadi dasar gereja ini bertumbuh?
Rasul Paulus, dalam surat terakhirnya kepada Timotius, memberikan nasihat penting sebelum ia mengakhiri tugas pelayanannya. Ia tidak menyerahkan warisan kekayaan atau kekuasaan, tapi warisan iman dan Firman. Di tengah dunia yang penuh penyesatan dan kemerosotan moral, Paulus mengarahkan Timotius untuk tetap setia pada kebenaran Injil. Gereja yang sehat dan kuat di masa depan harus ditanam dalam dasar yang kokoh: Firman Tuhan dan keteladanan hidup orang-orang percaya.
Sebagai gereja yang merayakan ulang tahun ketiga, kita diajak merenungkan: apakah GBI Petra tetap berjalan dalam keteladanan dan kesetiaan kepada Firman? Mari kita telusuri tiga kebenaran ekspositori dari 2 Timotius 3:10–17, yang akan membimbing kita menapaki tahun-tahun berikutnya.
1. Keteladanan Hidup adalah Pondasi yang Tidak Tergantikan. Ay. 10–12
Paulus membuka bagian ini dengan menyatakan bahwa Timotius telah mengikuti seluruh pola hidupnya: "ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan ketekunanku" (ayat 10). Ini adalah rangkaian kualitas rohani yang bukan sekadar dipelajari, tapi juga dialami secara langsung oleh Timotius dari Paulus. Gereja yang sehat tidak hanya memiliki program yang bagus, tetapi lebih dari itu, memiliki teladan hidup rohani dari para pemimpinnya. Teladan adalah kunci untuk membentuk generasi berikutnya.
Di usia ketiga, GBI Petra dipanggil untuk membangun budaya teladan. Tidak cukup hanya mengajarkan tentang kasih, iman, atau kesetiaan, semua itu harus terlihat dalam kehidupan nyata dari para pelayan dan jemaat. Seperti Yesus yang berkata, “Setiap orang yang telah tamat pelatihannya akan menjadi sama seperti gurunya” (Lukas 6:40), maka gereja harus menampilkan model kehidupan Kristen yang benar di mata jemaat dan dunia.
Namun, Paulus juga mengingatkan bahwa hidup yang berkenan kepada Allah tidak lepas dari penderitaan: “Semua orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (ayat 12). Gereja yang hidup sesuai Firman akan menghadapi tantangan. Tapi itulah jalan menuju kemuliaan. Sebagaimana 1 Petrus 2:21 berkata, “Kristus telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” Mari jadikan teladan Kristus dan para rasul sebagai pola kehidupan kita, bahkan di tengah tekanan dunia.
2. Setia pada Ajaran Sejak Semula adalah Penjaga Gereja dari Penyesatan. Ay. 13–15
Paulus mengkontraskan Timotius dengan orang-orang jahat dan penyesat yang semakin bertambah jahat (ayat 13). Ia mendesak Timotius agar tetap setia pada ajaran yang telah diterimanya sejak kecil, dari nenek Lois dan ibunya Eunike (lih. 2 Timotius 1:5). Ini adalah pengakuan bahwa dasar yang kuat bukan dibangun di masa dewasa saja, tapi dimulai sejak dini dan dipelihara terus-menerus. Timotius diingatkan untuk tidak tergoda oleh arus zaman.
Demikian pula gereja. Ketika sebuah gereja sudah mulai "besar", sering kali muncul godaan untuk menyesuaikan diri dengan dunia: menurunkan standar kebenaran agar terlihat relevan, atau mencari popularitas dengan mengorbankan prinsip. Namun Paulus berkata, "Tetaplah berpegang pada kebenaran..." (ayat 14). Kita dipanggil bukan untuk menjadi gereja yang populer, tetapi menjadi gereja yang setia. Seperti dalam Yudas 1:3, kita harus "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah sekali untuk selama-lamanya disampaikan kepada orang-orang kudus."
Kitab Suci, kata Paulus, dapat menuntun kepada keselamatan oleh iman dalam Kristus Yesus (ayat 15). Di ulang tahun yang ketiga ini, marilah kita meneguhkan komitmen gereja ini untuk terus mengajar kebenaran yang murni, membina generasi muda sejak usia dini, dan menjaga kemurnian iman. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 119:11, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”
3. Firman Tuhan adalah Sumber Pertumbuhan Sejati Gereja. Ay. 16–17
Puncak nasihat Paulus kepada Timotius adalah pernyataan klasik tentang Kitab Suci: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat...” (ayat 16). Ini menegaskan bahwa Alkitab bukan sekadar teks kuno, tetapi firman hidup dari Allah yang menuntun, mengoreksi, dan membentuk kehidupan rohani umat-Nya. Firman itu bukan untuk sekadar dibaca, tapi untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik dalam kebenaran.
Pertumbuhan gereja yang sejati tidak ditentukan oleh fasilitas fisik atau popularitas media sosial. Itu semua dapat membantu, tetapi inti pertumbuhan yang sejati adalah ketekunan dalam Firman. Seperti yang Yesus katakan dalam Matius 4:4, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Tanpa Firman, gereja akan kosong, mudah goyah, dan akhirnya mati secara rohani.
Ayat 17 menyatakan bahwa melalui Firman, manusia Allah "diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." Ini adalah pesan ulang tahun yang kuat: Gereja yang diperlengkapi oleh Firman akan siap menghadapi masa depan dan menjadi terang bagi sekitarnya. Firman Tuhan menjadikan gereja bukan hanya pengajar yang benar, tapi juga pelaku kasih, kebenaran, dan keadilan. Seperti dalam Mazmur 1:3, orang yang merenungkan Firman siang dan malam “ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya.”
Penutup
Hari ini GBI Petra tidak hanya merayakan hari jadi, tetapi juga memperbarui tekad dan visi rohani. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi dalam lima, sepuluh, atau dua puluh tahun ke depan. Tapi satu hal yang pasti: jika gereja ini berdiri di atas teladan hidup rohani, setia pada ajaran yang benar, dan hidup dalam Firman Tuhan, maka gereja ini akan terus dipakai Tuhan secara luar biasa.
Mari jadikan HUT ke-3 ini sebagai momentum untuk berkata seperti pemazmur:
“Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.” (Mazmur 119:30)
Tuhan Yesus memberkati GBI Petra kini dan selamanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar