Oleh : Pdm. Fredrik Dandel, ST, STh, M.Ag, M.Th.(Cand).
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”
(LAI 2021)Saulus yang dulunya merupakan penganiaya orang Percaya, ketika bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, membuat hidupnya mengalami perubahan yang sangat berarti. Ia menjadi pengikut Kristus yang setia, bahkan menjadi seorang pemberita Injil Kristus. Wilayah pelayanan Rasul Paulus bahkan mencapai hampir seluruh Asia Kecil, hingga ke Kota Roma di Italia. Tentang nama Saulus yang kemudian menjadi lebih dikenal dengan Paulus, menurut Terang Iman, banyak orang Kristen menjadi keliru, ketika beranggapan bahwa nama Saulus berubah menjadi Paulus sesaat setelah ia menerima Yesus (berpindah dari Yahudi menjadi Kristen). Nama Saulus merupakan nama Yahudi, sedangkan Paulus merupakan nama Saulus dalam Bahasa Latin, karena ia berkebangsaan Roma dari kelahirannya, yaitu dari ayahnya yang berkebangsaan Romawi. Di masa itu, menjadi sesuatu hal yang lumrah ketika seseorang memiliki nama ganda. Ketika Saulus memutuskan untuk mengabarkan Injil kepada bangsa bukan Yahudi, maka ia lebih memilih untuk memakai nama Paulus, dengan maksud supaya ia bisa lebih diterima di kalangan orang yang bukan Yahudi (Staff 2021).
Tomas, salah seorang murid Yesus yang
tidak percaya tentang kembangkitan Yesus sehingga mengatakan bahwa sebelum ia
melihat bekas paku pada tangan Yesus dan mencucukan jari ke dalam bekas paku
itu, dan mencucukan tangan ke dalam lambung Yesus maka ia sama sekali tidak
percaya. Ketika Yesus menjumpai dia dan murid-murid yang lain pada suatu waktu
ketika mereka sedang berkumpul di suatu rumah, maka iapun mengalami perubahan
hidup menjadi percaya kepada Tuhan. Ia berkata : “Ya Tuhanku dan Allahku”. (Yoh.
20:24-29).
Dua orang murid dalam perjalan mereka ke
Emaus, sedang bercakap-cakap perihal sesuatu yang sedang terjadi saat itu
(kematian Yesus), ketika Yesus menampakan diri kepada mereka, awalnya mereka
tidak mengenal Dia, sepertinya ada suatu yang menghalangi mata mereka. Namun
ketika Tuhan Yesus mengambil roti, mengucapkan berkat lalu memecah-mecahkan dan
memberikannya kepada mereka, seketika itu juga mata mereka terbuka sehingga
mereka mengenal Dia. (Luk. 24:13-31).
Masih banyak kisah lain dalam Alkitab bahkan dalam kehidupan orang percaya saat ini yang merupakan bukti perubahan hidup pengikut Yesus ketika mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Rasul Petrus mengatakan : “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” (1 Petrus 1:3).
Kuasa Kebangkitan Kristus Menghancurkan Musuh Kita.
Siapakah sesungguhnya musuh kita ?. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa musuh kita bukanlah darah dan daging, melainkan melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap, melawan roh-roh jahat di udara. (Ef. 6:12). Lebih jelas dikatakan oleh Rasul Petrus bahwa kita harus sadar dan berjaga-jaga karena lawan kita yaitu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Kita harus melawan dia dengan iman yang teguh, sebagaimana semua orang di seluruh dunia menganggung penderitaan yang sama. (I Petrus 5:8-9). Selanjutnya Rasul Paulus mengingatkan kepada kita bahwa musuh kita yang paling terakhir adalah maut. (I Kor. 15:26).
Berita sukacitanya bahwa, semua musuh-musuh kita tersebut telah dihancurkan, telah dikalahkan oleh Kuasa Kebangkitan Kristus dari antara orang mati. !!!. I Kor. 15:55-57 berkata : “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. " Demikian juga dalam kitab Wahyu, Tuhan Yesus berkata : Jangan takut !... Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:17b-18).
Kuasa Kebangkitan Kristus Memperkuat Iman Kita.
Selama lebih dari 3 tahun Yesus Bersama-sama dengan murid-murid-Nya, mengajar mereka perihal Kitab Suci, yang tentunya juga tentang bagaimana Ia akan menderita di Salib. Namun sejauh itu, mereka belum sepenuhnya mengerti bahkan mengenal siapa Yesus sesungguhnya. Simon Petrus yang sebelumnya ketika ditanyakan oleh Yesus perihal siapa diriNya, dengan tegas menjawab : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:16). Namun ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, bahkan dibunuh dan kemudian dibangkitkan pada hari ketiga, seketika itu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, dan mengatakan bahwa hal itu kiranya dijauhkan Allah bahkan tidak akan menimpa Yesus. Maka Yesuspun menegor Petrus dengan keras dengan mengatakan “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan, karena memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia, bukan apa yang dipikirkan oleh Allah. (Mat. 16:21-23).
Bahkan ketika kematian Yesus, murid-murid
seperti kehilangan arah hidup mereka. Mereka kehilangan harapan, sehingga
mereka kemudian kembali menggeluti profesi mereka yang sebagian besar sebagai
nelayan. Bahkan dikisahkan dalam Kitab Injil Yohanes, mereka berkumpul di suatu
tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang
Yahudi. (Yoh. 20:19). Namun sesuatu perubahan besar terjadi pada mereka ketika
kebangkitan Yesus dari antara orang mati, mereka kemudian mengerti Kitab Suci,
dan akan perkataan yang Yesus sampaikan kepada mereka. Yoh. 2:22 berkata : “Kemudian,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya
bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan
akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Kuasa Kebangkitan Kristus telah
menjadi suatu tema Injil yang diberitakan oleh Para Rasul dengan berani. Rasul
Petrus dan Yohanes setelah memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari
antara orang mati, yang kemudian membuat ribuan orang bertobat dan menerima
Yesus, ketika diperhadapkan dalam sidang di Yerusalem, di hadapan Imam Besar
Hanas dan Kayafas dan Aleksander serta semua yang termasuk keturunan Imam
Besar, dengan gagah berani mengatakan bahwa dengan Kuasa Yesus Kristus yang telah
disalibkan tetapi yang telah bangkit dari antara orang mati, orang itu telah
disembuhkan. (Kis. 4:1-10). Rasul Paulus
juga mempunyai sikap yang sama, dalam Suratnya yang kedua kepada Timotius, Rasul
Paulus menulis : “Ingatlah ini: Yesus
Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan
sebagai keturunan Daud, itulah yang
kuberitakan dalam Injilku.” (2 Timotius 2:8).
Para Rasul sebagian besar telah menjadi
martir, karena memberitakan Kuasa Kebangkitan Kristus. Mereka rela kehilangan
nyawa mereka untuk mendapatnya dalam kehidupan yang kekal. Ini tentunya
merupakan sebuah kekuatan iman yang teguh dalam Kristus. Rasul Paulus menuliskan
kepada Jemaat di Korintus : “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih
hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam
Kristus. (I Kor. 15:17-18).
Referensi
LAI. 2021. Alkitab. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.
Staff,
Catholic Answers. 2021. “Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus?” Terang
Iman.Com, June 9, 2021.
https://terangiman.com/2021/06/09/allah-mengubah-nama-saulus-menjadi-paulus/.